[caption caption="dokpri"]
Tidak jauh dari taman ini, terdapat lagi sebuah pintu gerbang yang sedikit unik. Aresitkturnya mirip dengan pintu gerbang masjid khas India dengan lengkungan yang khas. Tertulis dalam aksara Jawi Makam Hang Kesturi. Asyiknya lagi, tidak jauh dari pintu gerbang ini, di terdapat gerai yang menjual kudapan khas yang hanya ada di tempat yang pernah dijajah Potugis seperti Makau dan Melaka, yaitu Potuguese Egg Tart.
[caption caption="dokpri"]
Masih di sekitar pintu gerbang terdapat papan besar yang bergambarkan pahlaman Melaka yang namanya diabadikan menjadi nama-nama jalan di kawasan Kebayoran Baru yaitu Hang Tuah, Hang Jebat, Kang Kesturi, Keng Lekiu, dan Hang Lekir. Lengkap dengan uraian sekilas mengenai sejarah kehidupan lima bersaudara ini pada masa kesultanan Melaka.
[caption caption="dokpri"]
Pada papan yang lain, tertulis keterangan dalam Bahasa Malaysia dan Inggris mengenai Hang Kestruri. “Hang esturi’s Tomb”, demikian judul pada papan keterangan itu yang menjelaskan mengenai kisah hidupnya yang penuh kontroversi.
Sebuah makam sederhana bercat putih ada disini. Ukurannya lebih besar dari makam biasa. Bentuknya berundak dengan menara kecil di setiap sudutnya dan di sekeliling makam ada lubang segitiga kecil yang dapat digunakan untuk meletakan lilin yang menjadi penerangan makam di malam hari.
[caption caption="dokpri"]
Tetapi, yang menjadikan makam ini sangat istimewa adalah letaknya di Jalan Hang Jebat , sementara makam Hang Jebat sendiri terletak tidak jauh dari sini di Jalan Kampung Kuli. Kisah kontroversial apakaha yang ada pada Hang Kesturi. ?
Menurut legenda yang tertulis pada Sejarah Melayu, Hang Kesturi dan keempat saudaranya merupakan pendekar jago silat yang berguru pada Adi Putera di Guning Ledang. Kelimanya kemudian diangkat menjadi Laksamana pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah karena menyelamatkan nyawa Bendahara Melaka Tun Perak.
Namun pada masa pemerintahan Sultan Masyur Syah , Hang Kesturi dikisahkan memiliki hubungan gelap dengan salah seorang selir Sultan. Ketika Sultan mengetahui kisah ini, segeralah diperintahkan untuk mengepung istana dimana Hang Kesturi dan ang selir sedang bersama. Namun tak seorang prajurit pun berani masuk karena takut akan kesaktian Hang Kesturi.
Akhirnya Sultan memerintahkan Hang Tuah untuk membunuh Hang Kesturi dan terjadilah pertarungan yang sangat hebat. Akhirnya Hang Tuah berhasil menikamkan Keris Taming Sari ke dada Hang Kesturi dan tewaslah Hang Kesturi di pelukan saudara perguruannya sendiri.
[caption caption="dokpri"]
Sambil berjalan terus menyusuri Jonker Street yang ramai, Saya terus terbayang-bayang akan kisah tragis yang menimpa Hang Kesturi. Betapa dua bersaudara bisa saling baku bunuh karena kesetiaan sekaligus penghianatan pada junjungan mereka. Terutama karena pada kisah Hikayat Hang Tuah, ternyata sang sultan sendiri pernah memerintahkan untuk membunuh Hang Tuah karena dia juga kedapatan berselingkuh dengan salah seorang dayang istana.
Di Makam Hang Kesturi, Kestiaan dan Hianat memang hanya beda tipis!