Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Jumatan Digabung dengan Ashar di Boston

7 Januari 2016   11:25 Diperbarui: 7 Januari 2016   13:43 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai khotbah dan sholat Jumat, waktu sudah menunjukan sekitar jam 1.45. Kembali pengurus masjid mengumumkan bahwa karena hari ini adalah hari libur maka diharapkan semua jamaah tidak akan terburu-buru untuk meninggalkan masjid dan kembali ke perkerjaan masing-masing karena dalam waktu 15 menit lagi yaitu sekitar pukul 2 siang waktu ashar sudah masuk. Sehingga sholat ashar bisa dilaksanakan secara berjamaah dengan jumlah saf yang tidak kalah ramainya dengan sholat Jumat. “Inilah berkah hari libur waktu Jumat buat kita semua.:, tambahnya lagi mengakhiri pengumuman.


Sementara menunggu sholat Ashar di beranda masjid juga digelar lapak kecil yang menjual berbagai jenis makanan baik makanan kecil, snack, maupun makanan berat seperti kari, dan nasi briyani. Makanannya khas India, dan harganya lumayan ekonomis untuk ukuran Amerika.


Di sisi kiri bagian belakang masjid juga terdapat keterangan mengenai Sekolah Islam baik untuk tingkat SD dan Sekolah menengah yang kantornya kebetulan di lantai 3 gedung yang terletak di no 100 Malcolm Bouleverd ini. Namanya cukup keren yaitu Malik Academy.

Sementara di sebelah kiri bagaian depan setelah pintu utama terdapat toko kecil yang menjual keperluan umat Islam seperti peralatan sholat, busana muslim, hiiasan, dan ornamen-ornamen dan kaligrafi serta jam yang bisa menunjukukan waktu-waktu sholat, Selain itu juga dijual buku-buku dan literatur Muslim.


Di tempat inilah saya kemudian bisa mengetahui siapakah Malcolm X. Ternyata beliau adalah seorang berkuli hitam Amerika yang sekarang lebih keren disebur African American yang beragama Islam dan dianggap sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan hak-hak kaum kulit hitam di Amerika. Sayang usianya tidak panjang karena beliau dibunuh oleh anggota “Nation of Islam” pada Februari 1965. Beliau meninggal pada usia 39 tahun setelah sempat naik haji padi 1964 dan mengganti namanya menjadi El-Malik El shabaaz.

Setelah sholat Ashar, kami pun mampir ke sebuah restoran Somalia yang ada di dekat masjid dan menikmati makanan halal khas Somalia yang lezat. Namun ukuran porsinya luar biasa besar. Dan tentunya dapat memuaskan rasa lapar karena telah menyelesaikan sholat Jumat yang digabung Ashar di Boston.
Boston, Akhir Desember 1965.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun