Sambil terus memperhatikan poster-poster yang ada di koridor, akhirnya sampai juga di ujung lorong dimana terdapat sebuah laboratorium dengan sebuah prasasti dari logam bertuliskan “The John Cummings Laboratory of Mining Engineering and Metalurgy, Named in Honor of John Cummings 1812-1898 Treasurer to the Institute 1872 1889 A Generous Friend to Technology”.
Dari ujung lorong ini , jelajah di Kampus MIT diteruskan dengan meihat-lihat kembali beberapa display yang ada di majalah dinding yang panjang membentang. Sebuah poster mengenai Soceity of Sigma Xi terlihat menarik. Setelah dibaca lebih lanjut ternyata merupakan pengumuman untuk mencari anggota baru yang hanya terbuka untuk mereka yang memang bergelut di dunia penelitian dan pengembangan di bidang iptek. Kata Sigma dan Xi juga merupakan abjad Yunani yang memang sering dipakai sebagai lambang dalam sains dan matematika.
Namun yang paling kontroversial di koridor MIT ini adalah sebuah poster berjudul “Firends of Israel” dengan motto “Connecting MIT to Israel”. Poster dengan gambar hewan kecil mirip tikus memakai kaos MIT memegang bendera “Bintang Daud” menunjukan mesranya hubungan antara MIT dan negri di Timur Tengah yang penuh kontroversi . Friends of Israel mengajak mahasiswa MIT untuk bergabung dalam kegiatan seminar, liburan, kursus bahasa Ibrani, dan juga perayaan yang berhubungan dengan Israel dan Yahudi.
Bosan di dalam ruangan , kami sempat mengintip sebentar ke halaman belakang dan melihat sebagian gedung lainnya yang terdiri dari lima lantai dan halaman yang dipenuhi rumput serta pohon-pohon yang tidak berdaun. Sementara langit mendung mengguntai di atas Cambridge dan semburan angin terasa cukup dingin.
“Only Victory Remains and a Fame Forever Secure” Francis Amasa Walker = Demikian tertulis pada dinding marmer yang berada di beranda samping yang dijumpai ketika kami kembali masuk ke gedung. Di atasnya tertulis deretan nama-nama insan MIT yang ikut gugur dalam Perang Dunia Pertama 1914-1918. “To the Memory of the Brave Men of The MIT who Gave their Lives in the Great War Anno Domini MCMXIV MCMXVIII” demikian tertera dengan megah di dinding berwarna krem kecoklatan itu.
Perjalanan di gedung utama diakhiri di halaman samping dan menikmati suasana yang sejuk dengan pemandangan kubah yang megah. Pepohonan tanpa daun dan rumput yang hijau mendominasi, namun sayang ada sedikit yang mengganggu yaitu “crane” yang ada di dekat kubah karena sedang ada pekerjaan renovasi dan perbaikan.
Di setiap sudut bangunan, diukir dengan gagah nama-nama para cendikiawan yang umumnya diabadikan pada rumus-rumus fisika seperti Lavoiser, Boyle, Cavendish, Dalton, dan Gay Lussac. Di pojok lain tertera nama Gilbert, Colomb, Volta, Oersted dan juga Faraday. Membaca nama-nama ini, saya merasa kembali ke bangku sekolah ketika menghafalkan rumus dan hukum-hukum Fisika.
Tapi pemandangan yang paling berkesan di halaman ini adalah sebuah karya seni modern yang dipajang di tengah lapangan rumput . Sangat manis berlatar belakang gedung megah dengan aristektur klasik serta tiang-tiang besar yang angkuh dan jendela-jendela kacanya yang tinggi .
Perjalanan di MIT diakhiri dengan kembali ke Massachisetts Avenue, melihat sebentar gedung lain termasuk Stratton Student Center yang terletak di no 84 dengan hiasan patung berbentuk manusia yang transparan bermotifkan angka dan huruf yang unik.
Sebuah peta kampus , halte bus yang banyak ditempelkan pengumuman serta iklan yang berhubungan dengan kegiatan mahasiswa dan bahkan orang hilang juga ada di tempat ini.
Sejenak mampir ke kampus MIT memang membuat kita dapat mengenal lebih dekat salah satu kampus terbaik di Amerika ini. Namun dari sekian banyak hal yang dilihat yang paling kontroversial adalah keberadaan oragnisasi “Friends of Israel” yang membuktikan betapa mesranya hubungan negri nya Om Obama dengan Israel.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Nikmati saja dengan seuntai senyum!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!