Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Blusukan di Kazan, Melihat Masjid Hijau Putih yang Bertahan Melewati Jaman Komunis

11 Agustus 2015   05:31 Diperbarui: 11 Agustus 2015   07:22 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Keesokan harinya, pengembaraan di Kazan, ibukota Republik Tatarstan dilanjutkan dengan mencoba menelisik lebih dalam lagi kehidupan orang Tatar yang terkenal dengan keislamannya. Bahkan sampai di Moskwa pun mereka punya masjid yang disebut masjid Tatar.


Stasiun Tukay Square kembali menjadi titik awal wisata di pagi itu. Dari Tukay Square, dengan mantap dan perlahan kaki yang masih segar ini menapakii Ulitsa Pushkin dengan kakilima nya yang lebar dan nyaman. Kali ini , suasananya tidak terlalu sepi seperti kemaren, ada rombongan wisatawan yang juga bertujuan sama, yaitu blusukan ke kota Kazan untuk menyelami kehidupan masyarakat Tatar. Salah satu rombongan menggunakan bus dengan logo besar pelaksanaan kejuaraan renang 2015 yang kan diadakan dikota ini.


Di kejauhan, tidak jauh dari tepian Danau Kaban, sudah terlihat pusat kehidupan Islam di ibukota Tatarstan ini. Kawasan ini dinamakan “ Old Tatar Settlement” dan menjadi saksi sejarah kehidupan orang Tatar di ibukota Republik Tatarstan ini. Menara Masjid Mardzani yang puncaknya hijau lancip sudah memanggil –manggil untuk disambangu. Ditemani hembusan angin dingin, tanpa terasa, langkah demi langkah , tubuh ini kian mendekat menuju Masjid tua itu.


Paduan hijau putih yang serasi! Inilah komentar pertama ketika sekilas melihat bangunan masjid yang terdiri dari dua lanitai ini. Bangunannya semua di cat putih dengan sedikit rona coklat muda dan dilengkapi dengan jendela-kendela yang besar. Atapnya berwarna hijau dan tampak kokoh melindungi bangunannya. Sedangkan menaranya yang hanya semata wayang juga memiliki atap hjau dengan hiasan bulan sabit berwarna uning emas di pucuknya.


Kalau Masjid Kul-Syarif di dalam kompleks Kremlin dibangun kembali dengan segala kemewahan dan keindahan untuk menunjukan kepada dunia bahwa di Kazan dulu pernah ada masjid yang indah, namun terasa sekali bahwa kehidupan Islam yang alamiah dan dinamis ada di kawasan Masjid Mardzani ini. Terutama sekali karena kawasan Kremlin sudah terlalu komersial dan dipenuhi dengan wisatawan.


Memasuki halaman masjid yang luas, banyak sekali orang yang sedang sibuk menyiapkan sebuah upacara. Mungkin semacam peringatan keagamaan. Dan di halaman itu juga ada sebuah tenda putih yang tertutup dan bentuknya melengkung mirip sebuah gudang atau hanggar dengan sentuhan warna hijau di bagian bawahnya.


Tepat di seberang masjid terdapat sebuah bangunan tua dua lantai berwarna putih dengan atap yang juga berwarna hijau. Di depan gedung tertulis dalam Bahasa Russia, Tatar dan Arab nama gedung ini yaitu Kazanski Islamski Kollaz yang artinya Sekolah Islam Kazan.

Menurut kisah, masjid Mardzani dibangun pada sekitar tahun 1766 sampai tahun 1780 dan merupakan masjid yang pertama dibangun setelah Tatarstan ditaklukan Russia. Ketika Tsar Ivan the Terrible meluluhlantakan Tatarstan pada tahun 1552, semua masjid yang ada di Kazan dihancurkan. Sebagian orang Tatar dipaksa pindah ke agama Kristen dan yang lainnya hanya diperbolehkan menjalankan agama Islam secarah diam-diam.


Namun keadaan ini berubah ketika Tsarina Catherine II berkuasa .Ketika dia berkunjung ke Kazan. Sang Tsarina bahkan memerintahkan untuk membangun masjid baru yang kemudian menjadi Masjid Mardjani yang sekarang ini. Nama Mardzani sendiri diambil dari nama seprang bangsa Tatar yang menjadi imam di masjid in pada pertengahan abad ke 19. Hal yang menarik dari masjid ini adalah Ia telah menjadi saksi bisu kekuatan Islam di Tatarstan karena dalam sejarahnya tidak pernah sekalipun ditutup walaupun pada jaman Sovyet yang tidak ramah terhadap kehidupan beragama.

Tidak jauh dari masjid , ada beberapa toko kecil yang menjual makanan halal dan kami sempat mampir untuk membeli makanan dan minuman sebagai bekal untuk terus berkelana di kawasan tua kota Kazan ini.


Kaki terus digerakan , langkah demi langkah, dan sekitar 300 meter dari kompleks masjid ada sebuah jalan dimana terdapat banyak rumah tua yang digunakan sebagai losmen dan penginapan. Juga ada ruang terbuka dimana banyak terdapat grafiti yang menarik. Di tempat ini, kami berjumpa dengan sepasang wisatawan dari Malaysia sehingga sempat juga berbincang-boncang sebentar dan berfoto bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun