Hongkong, kawasan yang bernama SAR atau Special Administrative Region di bagian selatan negri Tiongkok memang selalu menarik untuk dikunjungi. Disamping gemerlapnya kawasan pusat perbelanjaan baik di Hongkong Island seperti Central dan Causewaybay maupun di Semenanjung Kowloon seperti di Tsim Sha Tsui, ada juga kawasan yang menawarkan keindahan alam, budaya, maupun keunikan lain khas Hongkong.
Kali ini, wisata dan perjalanan kita menuju ke suatu tempat di kawasan New Territories yang cukup jauh dari gemerlapnya kota Hongkong.Sai Kung merupakan kawasan pantai dimana kita bisa melihat kehidupan para nelayan dan sekaligus ikut berlayar ke beberapa pulau kecil yang termasuk daerah Hongkong SAR. Konon, ada sekitar 235 pulau yang secara administratif ada dalam kategori ini.
Ada banyak jalan menuju Sai Kung.Kita berterimakasih kepada sistem transportasi umum Hongkong yang sangat baik.Dan sebagaimana biasanya, kendaraan favorit saya kalau ada di Hongkong adalah MTR atau kereta api bawah tanah yang kalau di Jakarta atau Singapura disebut MRT. Kali ini dari hotel di kawasan Causeway Bay, Saya naik MTR Island Line sampai di North Point dan kemudian pindah ke Tseung Kwan O line dan kemudian turun di stasiun Hang Hau.Perjalanan dilanjutkan ke East Poin City mal yang tepat ada di atas stasiun Hang Hau dan kemudian dengan mini bus sejenis metro mini dengan nomer rute 101 M menuju Saikung.
Untuk membayarnya kembali digunakan kartu sakti serbaguna Octopus yang bisa dipakai baik di MTR, Minubus, Ferry, maupun gerai toko-toko swalayan di kawasan Hongkong.Metromini di Hongkong berkapasitas sekitar 18 orang penumpang dan tidak boleh ada yang berdiri.Kebetulan, penumpang cukup banyak sehingga dalam waktu kurang tiga menit, metro mini pun langsung berangkat.
Salah satu persyaratan bagi minibus adalah kecepatan yang tidak boleh melebihi 80 km per jam. Sehingga speedometer nya juga ditampilkan secara digital dan dapat dilihat tidak hanya oleh supir melainkan juga seluruh penumpang.Ada sticker berwarna kuning dengan aksa Cina dan latin berwarna hitam yang bertuliskan “The maximum spped of this vehicle is limited to 80 km/h”.
Kendaraan mulai bergerak perlahan menyusuri jalan-jalan berbukit dan cukup ramai oleh kendaraan. Maklum, di akhir pekan begini banyak warga Hongkong yang berwisata ke kawasan Sai Kung baik menggunakan kendaraan umum dan sebagian juga menggunakan kendaraan pribadi.Selain itu, banyak juga bus-bus besar bertingkat yang bergerak lambay melata karena kontur jalan yang mendaki.
Sekitar setengah jam perjalanan dengan mtero mini ala Hongkong yang dicat warna kuning muda dan hijau, saya pun tiba di terminal Sai Kung yang tepat terletak tidak jauh dari pantai Sai Kung. Suasana pantai di pagi itu belum terlalu ramai. Banyak orang yang menawarkan wisata naik perahu keliling beberapa pulau dengan ongkos 80 Dollar HK selama sekitar 2 setengah jam. Namun karena waktu saya terbatas, saya hanya berjalan-jalan saja di pinggir pantai.
Setelah bosan di pantai saya berjalan-jalan ke kawasan pasar tradisional yang bernama Sai Kung Market. Pasarnya rapih dan bersih dimana kios-kios dikelompokkan berdasarkan produk. Untuk daging bertuliskan “meat’ namun dengan gambar babi sedangkan untuk sea food bergambarkan ikan.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan melihat Tin Hau Temple yang merupakan kelenteng kecil yang memuja dewa perang dan konon ada banyak keenteng di Hongkong yang bernama Tin Hau Temple. Akhirnya saya pun sempat mampir ke Sai Kung Government Offices yang mungkin setara dengan Kantor Kecamatan di tanah air dan ada juga Sai Kung Post Office.
Anjangsana ke Sai Kung kemudian diakhiri dengan kembali ke terminal dan naik minu bus 101 M yang menuju Hang Hau MTR. Sambil menikmati perjalanan dan pemadangan tepi laut yang indah menawan, saya juga memperhatikan suasana di dalam bus. Sebagian penumpang asyik tertidur dan sebagian lagi juga asyik dengan gadjetnya masing-masing.Namun saya tertarik dengan banyaknya pengumuman berupa sticker yang ditempel di dalam bus dan ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Cina.
Dan pada stiker pengumuman itu tertulis “For your own safety, Buckle up on Public Light Buses” dan dibawahnya ada hukuman bagi yang tidak memenuhi peraturan ini yaitu denda sebesar 5000 Dollar HK dan tiga bulan penjara. “Passengers who fail to comply are liable to a maximum fine of 5000 HKD and 3 months imprisonment”, demikian tertulis ada pengumuman di dalam mini bus itu.
Mau merasakan denda dan penjara 3 bulan? Yuk naik metro mini tanpa pakai sabuk pengamanan!
Hongkong,April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H