“Supaya kebagian tempat di dalam masjid, kita harus berangkatlebih awal”, saran sobat saya ketika diinformasikan bahwa sholat jumat di masjid-masjd di kota Moskwa selalu membludag jemaahnya. Dan siang itu tujuan kami adalah“исторической мечети”atau Historical Mosque yang beralamatkan di Balsaya Tatarskaya Ulitsa no 28.
Ketika kami sampai di stasiun metro “Novokutznetkaya”, waktu baru menunjukan sekitar pukul 11.30. Karenanya disempatkan melihat-lihat kawasan di sekitar termasik sebuah gereja orthodox yang memiki kubah miri masjid. Kubahnya ada tiga buah, ukurannya tidak terlalu besar dan berwana biru serta kuning keemasan. Di puncaknya bertengger salib kecil yang menandakan bahwa bangunan itu adalah sebuah gereja.
Dalam perjalanan menuju masjid, kami juga sempat melewati sebuah bangunan tua yang mirip dengan masjid dan ternyata adalah “Tartar Cultural Centre” atau pusat kebudayaan Tartar.Sekitar pukul 12 siang, kami pun tiba di halaman masjid. Sebuah mobil polisi diparkir di halaman yang membuat kaki cukup was-was. Ternyata ketika di dalam masjid srempat ada beberapa polisi yangmemang ikut sholat.
Suasana sudah cukup ramai di halaman dengan jemaah dari berbagai etnis yang ada di Moskwa. Sekilas kebanyakan berwajah Asia Tengah seperti dari Tatar dan juga Tajik, Kazhak, dan Uzbek.Sebagin besar wajah mereka merupkan campuran antara Eropah yang berkulit putih dan hidung ancung dengan sedikit ciri Mongloid berupa mata yang agak sipit.Sebagian lagi berwajah Timur Tengah.
“Otkuda Ti?” (Anda orang mana?)demikian pertanyaan seorang jemaah yang kebetulan berasal dari Tajikistan setelah mengucapkan salam.Ketika dijawab Indonesia, dia berkata Jakarta dan segera saya balas dengan Dushanbe.Percakapan dalam Bahasa Russia dan Inggris itu terasa sangat akrab walaupun kemampuan saya berbahasa Russia dan kemampuan orang Tajik berbahasa Inggrisyang seadanya saja.
Sekitar pukul 12.15, kami mulai masuk ke dalam ruangan masjid yang sudah mulai ramai, maklum ukurannya tidak terlalu besar walau terdiri dari dua lantai. Hamparan karepet bewarna hijau dan dinding serta tiang besar yang dibalut keramik warna warni dengan hiasan bebungaan yang cantik membuat suasana terasa agak hangat . Tumpukan jaket dan baju tebal jemaah terlihat di setiap sudut dekat jendela.Seorang lelaki beberapa kali berteriak dalam Bahasa Russia mengingatkan jemaah untuk terus merapat karena masih banyak jemaah yang tidak kebagian tempat di halaman masjid .
Kian lama , jemaah kian ramai, dan kami harus duduk kian berhimpitan sambil menunggu masuknya waktu sholat yang menurut jadawal yang ada di dinding sekitar pukul 13.13 waktu Moskwa.Tepat pukul 13.30, barulah sesorang mengucapkan salam dan kemudian berbicara dalam Bahasa Russia tentang beberapa kegiatan masjid di akhir bulan Zulhijah dan menyambut bulan Muharram.
Kemudian, rombongan pria bersorban putih dan memakai ghamis berwarna abu-abu masuk ke dalam masjid.Jemaah pun memberikan jalan untuk mereka dan tidak lama kemudian azan pun dilantunkan dengan suara yang merdu dan lagu yang sangat berbeda dengan azan di tanah air.Salah satu dari pria bersorban tadi bertindak sebagai imam dan khotib dan kemudain berkhotbah yang dimulai dalam bahasa Arab sebagai pembuka kemudian dilanjutkan dengan Bahasa Russia dan kemungkinan Bahasa Tartar yang sama sekali tidak saya mengeri.
Ketika sholat dimulai, terasa sekali bahwa ruangan dalam masjid sangat sempit sehingga kami harus berhimpitan.Demikian pula ketika sholat selesai ketika jemaah harus antri dengan perlahan untuk keluar masjid. Ternyata di halaman pun seluruh tempat penuh dengan jemaah yang sholat di atas tikar.
Selepas sholat mereka masih berkumpul dan bercakap-cakap di antara sesamanya. Ada juga yang sempat mengantri untuk membeli makanan dan berbelanja di beberapa gerai yang menual buku-buku Islam, peralatan sholat, minyak wangi .
Suasana hangat masih terasa ketika kami sempat mampir di sebuah restoran yang menjual masakan Russia, Kaukasus, dan juga masakan Timur dan Jepang serta Eropa. Tentunya restoran ini memajang label halal dan sangat ramai diserbu oleh para jemaah.Menu yang sempat kami santap adalah “Kazan Kebab” yang nikmat dan hangat.
Selesai makan, azan ashar sudah menggema, sehingga kami pun bergegas kembali ke masjid di sebrang jalan.Boleh dibilang ini adalah sholat Jumat yang paling lama di dunia.
Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan di Moskwa. !
Moskwa, 2 November 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H