Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wah, di Budapest pun Ada Peninggalan Islam!

4 Oktober 2012   03:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budapest, ibu kota Hungaria yang cantik dan dibelah sungai Danube memang banyak menyimpan rahasia yang tidak pernah dibayangkan sebelum kita mengunjunginya. Negri di Eropa Timur ini ternyata pernah menjadi wilayah paling utara dari Kekaisaran Usmaniyah atau Ottoman Empire yang berpusat di Istanbul. Karena itu, walaupun sejarah panjang terlah merubah wajah dan sejarah negri ini, masih ada beberapa tempat yang dapat dikunjungi sebagai saksi peninggalan jaman kejayaan Islam di Eropa Timur, salah satunya adalah Mausoleum Gul Baba.

Dari stasiun kereta Api HEV Margit Hid, saya berjalan kaki menyusuri jalan-jalan yang sepi di barat laut kota Budapest yang termasuk wilayah Buda ini.Hari memang sudah agak senja dan terlihat deretan rumah-rumah yang pada umumnya pintunya tertutup dengan rapat. Karena lokasi Makam Gul Baba ini terletak di atas bukit, maka jalan yang saya lalui pun terasa kian mendaki.

1349319487995828783
1349319487995828783

Akhirnya saya pun sampai di Mecset Utca atau Jalan Masjid dan dari jauh terlihat sebentuk kubah yang merupakan atap mausoleum Gul Baba.Ketika didekati, di depan kompleks makam ini terdapat sebuah patung seorang lelaki yang tampaknya sangat gagah dan sedikit garang.

Lelaki ini digambarkan sedang berdiri dengan tangan kanan sedang bersedekap di dada.Ia memakai jubah dan kepalanya ditutupi surban, serta janggut panjang pun menghisai wajahnya.

Di pondasi patung ini tertulis dengan jelas namanya ‘Gul Baba”.Siapakah dia? Berdasarkan buku wisata yang saya miliki, ternyata Gul Baba adalah seorang sufi dari sekte Bektashi yang berasal dari Turki dan pernah berdiam di Buda pada pertengahan abad ke 16.Beliau juga seorang penyair dan kerabat dekat Sultan Sulaiman Agung. Gul Baba sendiri dalam Bahasa Turki berarti Bapak Mawar

Dikisahkan juga bahwa Gul Baba kemungkinan meninggal di Buda pada tahun 1541, dan karena jasa-jasanya dia diangkat menjadi semacam orang suci dan juga pelindung kota Budapest. Karena itu atas perintah Sulatan Sulaiman dibangunlah mausoleum yang megah ini dan dapat kita saksikan masih berdiri dengan megah setelah hampir 5 abad kemudian.

Namun yang leboh menarik lagi adalah pendapat rakyat Hungaria terhadap Gul Baba. Dia mendapat julukansebagai Bapak Bunga Mawar karena dianggap telah berjasa membawa bunga mawar ke negri ini. Tidaklah mengherankan kalau daerah sekitar bukit tempat Gul Baba dimakamkan ini disebut juga sebagai Rozsadom Bukit Mawar.

1349319507207445681
1349319507207445681

Dari dekat patungnya yang diam membisu , saya menuju ke pagar berwarna hijau yang mengelilingi bangunan mausoleum.Kubah berwarna hijau dengan hiasan bulan bintang dengan manis menaungi bangunan utamayang berbentuk octagon atau segi delapan. Sekilas dinding mausoleum in terbuat dari bata yang berwarna coklat muda.

Kemudian saya berjalan ke pintu pagar yang terbuka dan menuruni tangga yang menuju pintu masuk. . Sayang sekali pintu pagarnya ternyata terkunci rapat dan saya tidak dapat masuk ke halaman makam ini. Di tepi pintu pagar terdapat sebuah white board yang ditempeli secarik kertas putih. Tidak ada seorang pun disekeliling. Hanya suasana sepi dan hembusan angin di senja di Bukit Mawar.

1349319528949054179
1349319528949054179

Akhirnya saya pun hanya mengagumi keindahan mausoleum ini dari luar pagar sambil termenung betapa sejarah memang terus berubah. Kota Budapest dan negri Hungaria pun telah berulangkali silih berganti penguasa dalam sejarahnya yang panjang. Namun peninggalan Gul Baba tetap berdiri tegak sebagai bukti kejayaan Dinasti Usmaniyyah di masa lampau.

Sambil berjalan menyusuri Gul Baba Utcadan melewati persimpangan Torok Urca, saya pun kembali melewati jalan-jalan sepi disenja yang mulai sedikit berawan di Budapest .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun