Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Jakarta, Plaza Artinya Pusat Perbelanjaan, di Buenos Aires koq Lapangan?

26 Juni 2012   04:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_190728" align="alignnone" width="640" caption="Merpati di Plaza de Mayo"][/caption]

Hari masih cerah ketika saya keluar dari Estacion Catedral dan kemudian melangkahkan kaki menuju ke arah Plaza de Mayo. Tidak seperti kunjungan saya pertama dimana hari sudah menjelang senja, kali ini saya masih dapat menyaksikan keindahan lapangan yang juga terkenal di Buenos Aires dengan nama Plaza deProtestas ini. Lapangan ini dinamakan demikian karena di sinilah sering terjadi demonstrasi menggugat pemerintah Argentina.


[caption id="attachment_190729" align="alignnone" width="640" caption="Casa Rosada"]

1340683745966921406
1340683745966921406
[/caption]

Pemandangan pertama yang menarik perhatian adalah sebuah gedung yang masih terdpaat di sekitar Plaza de Mayo ini. Sebuah gedung berwarna “pink” sehingga penduduk setempat menamakannya Casa Rosada atau Pink House.Gedung ini ternyata merupakan istana Presiden Argentina dan di sinilah Juan Peron dan juga Evita pernah melambaikan tangannya menyambut rakyat Argentina yang mengelu-elukan mereka.

“Ada Cerita yang menarik mengapa gedung ini dicat dengan warna pink yang seksi!.”, teman saya tiba-tiba saja bercerita bahwa menurut buku yang dia baca, Gedung ini diperintahkan untuk dicat pink sebagai perlambang untuk menyatukan dua faksi yang saling berlawanan di abad ke 19. Presiden Sarmiento memerintahkan gedung ini dicat pink dengan tujuan menyatukan faksi Federalis yang berwarna merah dan Unitaris yang berwarna putih.

Kami duduk santai di sebuah bangku taman di depan Casa Rosada ini sambil memperhatikan para penjaga berseragam yang memerintahkan orang yang bersepeda untuk turun. Seorang remaja yang tetap ngotot menaiki sepedanyasempat ditegur dengan keras oleh polisi tadi. Setelah itu anak tadi terlihat pergi berlari sambil seakan-akan meminta maaf atas kelakuannya.


[caption id="attachment_190730" align="alignnone" width="360" caption="Patung berkuda Jendral Belgrano di depan Casa Rosada"]

13406838001559367461
13406838001559367461
[/caption]

Gedung yang berlantai tiga dengan hiasan bendera Argentina di tiang-tiang lampunya tampak anggun. Namun beberapa patung dan tugu di depannya juga tidak kalah indah ikut menghiasinya. Sebuah patung seorang berpakaian tentara sedang menunggang kuda menarik perhatian saya. Ternyata ini adalah patung Jendral Manuel Belgrano yang merupakan pejuang kemerdekaan Argentina yang menciptakan bendera nasional yang berwarna biru putih itu.


[caption id="attachment_190747" align="alignnone" width="360" caption="Piramide de Mayo"]

13406846591994517853
13406846591994517853
[/caption]

Saya terus berjalan dan akhirnya kembali sampai di Plaza de Mayo. Sebuah tugu berwarna putih yang disebut Piramide de Mayo menjadi pusat lapangan ini, Sebuah prasasti terletak di bawah tugu ini menerangkan sekilas sejarah lapangan yang sejak abad ke 16 sudah menjadi pusat kota Buenos Aires. Di prasasti yang berbahasa Spanyol itu juga dijelaskan bahwa lapangan ini dulunya bernama Plaza Mayor dan kemudian tempat ini pun menjadi saksi kemenangan rakyat pada tahun 1806 dan 1807 sehingga Plaza ini kemudian dinamakan Plaza de la Victoria. Tempat ini juga kemudian menjadi venue Revolusi May 1810 yang kemudian menjadikan Argentina sebuah Republik. Dari peristiwa di bulan May itulah kemudian lapangan ini disebut Plaza de Mayo.


[caption id="attachment_190764" align="alignnone" width="640" caption="Prasasti di Plaza de Mayo"]

1340685179432289864
1340685179432289864
[/caption]


[caption id="attachment_190748" align="alignnone" width="640" caption="Sebuah kios suvenir di Plaza de Protestas di sebeah kira adalah Catedral Metropolitana de Buens Aires"]

1340684712609095343
1340684712609095343
[/caption]

Di lapangan ini terdapat taman bunga, air mancur dan juga kursi-kursi taman yang cantik. Beberapa penjual souvenir pun membuka kiosnya sementara penduduk kota Buenos Aires dan wisatawan pun lalu lalang menikmati keindahan taman dan gedung-gedung cantik dan bersejarah di sekitarnya.


[caption id="attachment_190750" align="alignnone" width="640" caption="Merpati"]

13406847931491967892
13406847931491967892
[/caption]

Yang menarik, di salah satu sudut taman, terdapat banyak sekali burung merpati yang sedang berkumpul, mencari makanan dan juga berterbangan di sana. Rupanya ada pengunjung yang sedang sibuk membagikan makanan burung tadi. Merpati yang berterbangan ini memberikan suasana nyaman dan damai di lapangan yang menjadi pusat kegiatan sosial politik Argentina ini.


[caption id="attachment_190752" align="alignnone" width="640" caption="Air Mancur dan spanduk protes"]

1340684848942127668
1340684848942127668
[/caption]

Namun, yang lebih menarik lagi adalah kehadiran banyaknya spanduk putih yang berisi protes para tentara yang bertempur di perang Malvinas pada tahun 1982. Salah satu spanduknya bertuliskan Las Malvinas fueron son y seran Argentinas yang artinya Kepulauan Malvinas dulu sekarang dan akan selalu menjadi milik Argentina. Selain itu di bawahnya juga terdapat kata-kata “La sangre derramada jamas sera negociada” yang artinya darah yang telah tertumpah tidak akan pernah dinegosiasikan.

Pendek kata di sinilah para veteran perang yang memperebutkan kepulauan Malivinas atau Falkland Islands itu menyuarakan isi hati mereka. Mereka merasa tidak diperlakukan dengan adil bahkan oleh pemerintahnya sendiri. Mereka seakan-akan telah dilupakan oleh waktu sedangkan mereka telah menyumbangkan jiwa raga untuk negara Argentina.


[caption id="attachment_190754" align="alignnone" width="640" caption="Cabildo"]

1340684913688645033
1340684913688645033
[/caption]

Saya terus berjalan mengeliliki Plaza del Mayo ini. Di suatu sudut saya tertarik dengan sebuah bangunan berwarna putih yang tampak tua dan antik. Ini adalah Museo de Cabildo y revolucion de Mayo yang dulunya pernah menjadi semacam balai kota dan juga penjara. Konon disinilah dulu para pejuang kerdekaan menurunkan Raja Muda Spanyol yang terakhir pada tahun 1810 yaitu Hidalgo de Cisneros.

Masih ada beberapa gedung yang menarik di sekitar plaza ini termasuk Catedral Metropolitan de Buenos Aires yang merupakan salah satu katedral tertua di kota ini dan pertama kali dibangun pada abad ke 16.


[caption id="attachment_190756" align="alignnone" width="640" caption="Bus turistico"]

1340684954767854983
1340684954767854983
[/caption]

Dengan berkelana dan melihat-lihat suatu plaza di negara Amerika Latin, sekaligus kita dapat menyaksikan sejarah kebudayaan, ekonomi. politik dan semua sendi kehidupan suatu negara. Dan disini pula saya terheran-heran kenapa di Indonesia kata Plaza diartikan sebagi sebuah gedung pusat perbelanjaan yang mewah dan bukan sebuah lapangan terbuka milik semua orang.

Namun plaza , baik di Buneos Aires maupun di Jakarta tetap memiliki fungsi yang sama. Yaitu tempat semua orang bisa berkumpul!

foto: dokumen pribadi

Buenos Aires akhir May 2012.


Ingin ikut lomba foto wpc kampret?? Info. http://m.kompasiana.com/post/hobi/2012/07/07/weekly-photo-challenge-street-photography/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun