Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ada Dangdut dan Qasidahan di Buenos Aires!

20 Juni 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_189293" align="aligncenter" width="512" caption="Buenos Aires Celebra"][/caption]

Plaza de Mayo merupakanjantung nya kota Buenos Aires . Lapangan yang konon sudah ada sejak jaman pra kedatangan bangsa Eropa di daratan sebelah selatan benua Amerika ini memang menjadi tempat favorit untuk warga Buenos Aires bermain, berkumpul, bercengkerama dan juga sekalian berdemonstrasi.

[caption id="attachment_189302" align="aligncenter" width="512" caption="Senja di Plaza de Mayo"]

1340162333309632987
1340162333309632987
[/caption]

Pada saat kunjungan saya ke Plaza ini dengan naik Subte llinea D dan turun di Estacion Catedral, hari sudah senja walau jam baru saja menunjukan sekitar pukul 5 sore. Maklum, di bulan-bulan musim dingin , matahari memang malas terbit dan lebih cepat tenggelam di belahan bumi bagian selatan ini. Namun suasana di Plaza de Mayo masih cukup ramai dan semarak.

[caption id="attachment_189301" align="aligncenter" width="360" caption="Piramida di Plaza de Mayo"]

13401622961203833872
13401622961203833872
[/caption]

Yang menarik perhatian adalah banyaknya spanduk yang menyatakan protes terhadap kebijakan pemerintah Argentina terhadap para veteran perang Malvinas. Tentu saja masih dalam rangka memperingati 30 tahun perang yang telah mengukir sejarah kekalahan Argentina terhadap Inggris yang menamakan kepulauan itu Falkland Islands, sementara Argentina menamakannya Islas Malvinas.

[caption id="attachment_189299" align="aligncenter" width="512" caption="Spanduk demonstrasi"]

13401621731094233630
13401621731094233630
[/caption]

Somos, Los exsoldados, negados,olvidados, estafados.Nada ni Nadie, lograra callarnos. Oh Juremos luchar hasta morir.Demikian salah satu spanduk yang ditulis dengan cat berlumuran darah warna merah pada kain putih. Artinya kira-kira, Kami para mantan tentara. Dianggap tiada, dilupakan, ditipu.Kami bukan siapa-siapa juga bukan apa-apa. Kami mampu diam. Oh kami bersumpa untuk berjuang sampai mati.

[caption id="attachment_189303" align="aligncenter" width="512" caption="Museo de Cabildo y de la Revolucion de Mayo"]

1340162365599144099
1340162365599144099
[/caption]

Saya terus berjalan meninggalkan Plaza de Mayo dan tetarik dengan alunan musik yang berasal dari sepotong jalan di belakangMuseo de Cabildo y Revolucion de Mayo. Yang menarik adalah iramanya yang akrab mirip dangdut dan qasidahan. Mula-mula saya mengira saya salah mendengar karena irama musik di Argentina umumnya berirama latin yang riang.

[caption id="attachment_189304" align="aligncenter" width="512" caption="Panggung Buenos Aires Celebra"]

13401624371745813474
13401624371745813474
[/caption]

Dengan rasa penasaran, saya pun mendekati tempat itu. Ternyata di sebuah jalan yang ditutup untuk arus lalu lintas, dididrikan sebuah panggung besar dan ratusan kursi pun disediakan untuk penonton.Saya perhatikan tema acara ini yang judulnya Buenos Aires Celebra. Sedangkan di atas panggung sedang bermain irama musik timur tengah nan rancak dan menggoda. Selain pemain musik, beberapa penari dengan pakaian khas padang pasir juga menari dengan riangnya. Sementara di sebuah sudut jalan , pada sebuah tiang tertera sebuah bendera Argentina dan bendera Suriah.

[caption id="attachment_189305" align="aligncenter" width="512" caption="Bendera Argentina dan Suriah"]

13401624721073786291
13401624721073786291
[/caption]

Ketika lagu selesai, para penonton yang kebanyakan berwajah ke Arabia dan tentu saja penduduk Buenos Aires dan sebagian lagi para wisatawan pun bertepuk tangan dengan riang. Pembawa acara pun kemudian berbicara d alam bahasa Spanyol yang memperkenalkan lagu, dan penari berikutnya yang akan naik panggung.

Ternyata sore itu sedang diadakan semacam acara persahabatan Argentina dengan Syriayang diadakan oleh pendudukArgentina keturunan timur tengah. Mereka mengadakan hiburan musik dan juga bazaar sebagai tanda keprihatinan atas gejolak politik yang saat ini terjadi di Suriah.

[caption id="attachment_189306" align="aligncenter" width="360" caption="Salah satu kios"]

13401625061023916081
13401625061023916081
[/caption]

Saya terus berjalan melihat kios-kios berbentuk tenda putih. Banyak dijual barang-barang seperti T shirt dengan gambar menandakan persahabatan Argentina dengan negara-negara timur tengah. Ada yang bergambar Libanon, Suriah, Palestina, Irak dan negara-negara lainnya.Salah satunya berjudul Al din, Dimask Atresianas Arabes.

[caption id="attachment_189308" align="aligncenter" width="512" caption="Irama padang pasir di bumi Argentina"]

134016279126108179
134016279126108179
[/caption]

Selain itu, juga terdapat beberapa kios yang menjual makanan khastimur tengah seperti kebab, sawarma.Yang cukup menggugah hatiadalah tulisan pada sebuah kios yang berbunyi “Siria es el Corazon latentedel arabismo. Como puede sobrevivir el dcuerpo sin Corazon” yang artinya “Syria adalah jantung dunia Arab.Bagaimana tubuh dapat terus hidup tanpa hati?

[caption id="attachment_189307" align="aligncenter" width="512" caption="Ungkapan hati"]

1340162531237612335
1340162531237612335
[/caption]

Saya terus berjalan dan sempat bercakap-cakap dengan seorang penjaga stand. Seorang wanita beretnis timur tengah yang mengaku ayahnya berasal dari Suriah namun dia sendiri lahir di Argentina. Saya sempat pun berbicara dalam bahasa Spanyol ketika menanyakan harga sebuah T-Shirt bergambar bendera Suriah dan Argentina.Namun saya mendapat harga khusus ketika saya kemudianmelanjutkan dengan bahasa Arab dengan wanita yang ramah itu.

Malam kian larut namun lagu dan tarian terus menggema dan menghibur sebagian masyarakat Buenos Aires. Saya pun kembali menuju Plaza de Mayo untuk kemudian menuju Estacionsubte.Namun hati saya tetap tertinggal di sini, tepat di tengah pusat ibukota Argentina. Kota yang selalu kusebut dengan Mi Buenos Aires Querido atauBuenos Aires ku yang tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun