Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sejenak Jadi Pilot Hercules C130 H bersama Royal Australian Air Force

17 Februari 2012   03:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_163280" align="alignnone" width="640" caption="Pesawat Hercules C130 H ROyal Australian Air Force"][/caption]

Dari sekian banyak pesawat yang dipamerkan secara statik di tarmak yang luas di Singapore Air Show 2012 di Changi Exhibition Centre, ada sebuah pesawat yang cukup menarik perhatian. Terletak tidak jauh dari B787 Dreamliner yang menjadi primadona dan menarik ratusan pengunjung yang antri,. Asyiknya kita tidak perlu antri untuk masuk ke pesawat Hercules C130 ini.

Pesawat Hercules sendiri sudah sangat lama terkenal sebagai pesawat angkut baik untuk milter maupun sipil. Di Indonesia sendiri, selain dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara, Pelita Air Service juga pernah menggunakan pesawat ini untuk keperluan angkutan transmigrasi di akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an.

Sebagaimana dengan kebanyakan pesawat militer, pesawat milik Royal Australian Air Force ini kelihatan gagah dan juga cukup angker untuk didekati. Warnanya yang abu-abu khas militer serta bentuknya yang besar dan gagah menambah keangkeran ini. Di sayap sebelah kiri terpasang dua buah engine Allison yang memiliki empat bilah berbaling-baling ini.

[caption id="attachment_163281" align="alignnone" width="640" caption="Squadron 37"]

13294469222133571018
13294469222133571018
[/caption]

Di dekat pesawat terpasang papan keterangan tentang Squadron 37 Angkatan Udara Australia yang memiliki pangkalan di Base Richmond, dekat Sydney . Selain sebagai pesawat angkut penumpang dan kargo, Pesawat Hercules C130 juga bisa berperan dalam SAR (Search and Resque), angkutan medikal, dan misi kemanusian PBB di berbagai wilayah baik di Autralia maupun bagian dunia lainnya.

[caption id="attachment_163282" align="alignnone" width="640" caption="Kabin dilihat dari Ramp Door"]

1329446970404639261
1329446970404639261
[/caption] Berbeda dengan kebanyakan pesawat sipil, maka untuk naik pesawat Hercules, kita bisa masuk melalui “ramp door” yang ada di ekor pesawat. Tampak beberapa pengunjung dan juga tentara beseragam loreng yang masih muda dan gagah sedang bercakap-cakap di sekitar ekor pesawat.

Memasuki kabin , terasa sekali keunikan pesawat militer. Terutama karena di dalam kabin kita bisa melihat isi pesawat yang seakan-akan telanjang. Kalau dalam pesawat sipil, terlihat kabin sangat rapih dan nyaman, maka tempat duduk pesawat ini hanya terbuat dari terpal berwarna “oranye” dan posisinya saling berhadapan ke samping seperti mikrolet di Jakarta.

[caption id="attachment_163283" align="alignnone" width="640" caption="Isi Kabin Kabel Pipa dll"]

13294470411762452554
13294470411762452554
[/caption]

Selain itu, terlihat juga semua isi perut pesawat baik, kabel, tabung, dan pipa milik sistem elekrik, mekanik, hidarulik dan juga pneumatik pesawat Hercules yang memilik panjang fuselage sekitar 29.7 meter ini. Selain itu , terlihat juga dengan jelas kerangka pesawat baik yang memanjang maupun yang berbentuk lingkaran. Pendek kata, berada di dalam kabin pesawat ini, kita bisa melihat hampir semua sistem yang ada sehingga pesawat ini bisa terbang.

[caption id="attachment_163291" align="alignnone" width="640" caption="Bendera Australia"]

13294476322121595394
13294476322121595394
[/caption]

Di dalam kabin ini juga dipajang sebuah bendera Australia yang berwarna biru, putih dan merah denganUnion Jack kecil di sudut kiri atas dan lima bintang putih. Dua tentara berkacamata hitam tadi juga tidak ketinggalan menawarkan diri untuk foto bersama beberapa orang gadis yang terus berceloteh dengan riang.

Setelah puas melihat kabin, wisata dilanjutkan dengan mengunjungi kokpit yang letaknya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kabin. Sebagaimana kebanyakan pesawat angkut, maka lantai kabin memang sangat rendah.

Do you really drive this from Sydney”, demikian tanya gadis tadi sambil tersenyum manis kepada tentara yang sedang berdiri di dalam kokpit. Sambil terperangah sang tentara menjawab. “Don’t worry, I know what you meant “. Tentu saja saya tertawa dalam hati, karena tentu saja pesawat ini memang diterbangkan dari Autralia ke Singapura.

Akhirnya saya pun sempat menikmati duduk sebentar di kursi pilot sambil mempelajari nama beberapa instrument yang ada di ruang kemudi ini. Sebuah momen yang menyenangkan di siang yang panas di Singapura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun