Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Satu Masjid Dua Taraweh: Lawatan ke Masjid-masjid di Mancanegara (15)

28 Agustus 2011   14:50 Diperbarui: 5 Agustus 2015   20:20 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Wina adalah sebuah kota yang romantis. Terkenal sebagai kota musik, dimana konser Beethoven, Mozart, dan juga Strauss dapat kita saksikan hampir setiap malam di gedung opera, konser, bahkan juga istana dan taman-taman.Selain itu, kota ini juga terkenal dengan sungai Donau, yang menjadi termashur melalui waltz“Blue Danube”.

 

Info pertama tentang masjid yang ada di pusat kota Wina adalah masjid Al-Hidayah yang beralamatkan di Praterstrasse 52. Dengan metro jalur U1, kami turun di stasiun Nestroyplatz dan kemudian berjalan menyusuri Praterstrasse.

Namun , sesampainya di alamat yang dituju, tempa yang dinamakan masjid ini sesungguhnya sebuah apartemen berlantai empat yang juga dijadikan markas Islamisches Vereinigung in Österreich atau Persatuan Islam Austria. Di tempat ini juga dijual buku-buku mengenai Islam dalam berbagai bahasa dan informasi umum mengenai Islam. Di samping itu ada juga sebuah kantin kecil yang menjual makanan halal. “Kalau mau melihat masjid, silahkan pergi ke Islamic Center di tepi sungai Donau” demikian ucap penjaga masjid Al-Hidayah. “Tinggal naik Metro U1 kemudian ganti U6 dan turun di stasiun Neue Donau.” Demikian tip untuk menujun Vienna Islamic Centre yang juga merupakan masjid terindah dan terbesar di negri Mozart dan Strauss ini.

 

Ketika kereta melintas di atas sungai Danube menuju stasiun Neue Donau, dari kejauhan sudah kelihatan masjid dengan satu menara dan kubah hijaunya, Bangunan masjid dicat warna putih. Sesampainya di stasiun, cukup berjalan kaki menyusuri tepi sungai, Di tepi sungai ini, yang merupakan sebuah pulau di tengah sungai Donau, banyak sekali warga dan turis yang sedang berekreasi. Apalagi di bulan-bulan musim panas dimana matahari bersinar sampai pukul 9 malam lebih. Walaupun mereka tidak berenang, banyak yang hanya berjemur dengan pakain bak di kolam renang atau pantai Kuta.

Pemandangan yang menarik juga dalam perjalanan menuju masjid. Kata saya dalam hati.! Setelah berjalan sekitar lima menit, sampailah kita di halaman masjid. Sore itu banyak sekali orang berkumpul. Rupanya ada semacam bazaar dimana ada beberapa stand menjual makanan dan pakaian. Sekilas, kebanyakan pengunjung berwajah timur tengah. Walaupun ada sebagian berwajah Eropah maupun Asia. Pintu utama masjid terletak di lantai dua, sehingga kita harus menaiki lebih dari dua puluh anak tangga yang lebar mirip masjid Al Azhar di Kebayoran. Di lantai atas sebelah kiri terdapat prasasti dari granit berwarna hitam. Tertulis dengan huruf emas dalam bahasa Jerman tentang sejarah pembangunan masjid ini.

 

Tertulis di prasasti dalam bahasa Jerman yang terjemahannya kira-kira sebagai berikut: "Vienna Islamic Centre. Pembangunan atas inisiatif beberapa kedutaan besar negara-negara Islam, terutama Yang Mulia Raja Feisal bin Abdul Azia dari Saudi Arabia. Peletakan Batu Pertama pada 28 Februari 1968. Diresmikan pada 20 November 1979 bertepatan 1 Muharram 1400 H oleh Presiden Austria, DR. R..Kirschschlager.Tinggi Menara 32 meter. Kubah 16 meter. Arsitek Ing R. Lugner."

Kami memasuki beranda dalam masjid. Di sebelah kiri ada sebuah vending machine yang menjual makanan kecil seharga 1 Euro. Sementar di pojok kanan terdapat sebuah kios yang menjual buku-buku Islam. Sebuah vending machine lain juga menjual minuman panas seharga 80 sen Euro. Untuk menuju tempat wudhu, kita harus turun ke lantai dasar dan keluar menuju halaman.

Di lantai dasar banyak tersedia ruangan , mungkin ruang kelas, untuk pengajian, ataupun pelajaran agama dan bahasa Arab. Interior rmasjid didominasi oleh hamparan permadani bermotif sajadah berwarna merah.dengan pola lengkungan kuning emas, Ruangan cukup luas dan dapat menampung lebih dari 3000 jemaah, Yang menarik, ruangan masjid tampak lebih luas karena hampir ridak ada tiang yang menyangga kubahnya yang besar. Dinding interior masjid ditutupi dengan hiasan motif flora berwarna abu-abu, coklat, kuning, dan putih. Perpaduan dengan warna merah karpet memberikan nuansa kesejukan tersendiri..

Mihrab sederhana melengkapi masjid ini. Di atasnya ada hiasan kaligrafi. Persis di sebelah kanan mihrab, sebuah mimbar dari kayu berukir juga duduk dengan anggunnya. Sedangkan di sebelah kiri mihrab tergantung jam elektronik yang menunjukan waktu-waktu sholat. Di sekeliling dinding , tersedia rak sederhana berisi Al Quran. Sementara itu di langit-langit sekitar kubah, banyak jendela-kaca yang memberikan penataan cahaya yang baik untuk ruangan masjid.

 

Selesai sholat, kebetulan kami berjumpa dengan jemaah dari Indonesia yang sudah menetap di Wina lebih dari 15 tahun, “Kegiatan Ramadhan di masjid ini cukup semarak. Saat berbuka puasa disediakan tajil dan makanan gratis.” Tambahnya. Sholat taraweh di masjid ini diadakan dengan dua cara untuk mengayomi semua aliran.. Di lantai atas untuk mereka yang shalat tarawih plus witir 11 rakaat dan di lantai bawah untuk yang 23 rakaat yang kebanyakan dihadiri oleh mayoritas warga muslim Turki. Sementara itu warga muslim Indonesia lebih memilih shalat di lantai atas yang 11 rakaat saja. Sebuah pelajaran berharga dapat disimak dari masjid ini adalah menghargai perbedaan dalam Islam sendiri. Tidak ada yang mengaku paling benar dan dengan menyusuri tepian sungai Donau, kami kembali ke stasiun Neue Donau. Sambil menunggu kereta di kejauhan masih terlihat menara dan kubah Masjid dua taraweh ini.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun