Selain itu di bagian belakang biara terdapat pagoda berlantai lima. Kita dapat naik tangga berputar sampai ke lantai dua dimana terdapat patung Buddha dari emas. Tangga ke lantai atasnya ditutup. Dari lantai dua ini pengunjung melemparkan uang logam ke atas genteng pintu gerbang pagoda dengan harapan bila uang logam tersebut jatuh di atas genting suatu saat kita dapat kembali lagi ke Suzhou.
Ketika tour hampir berakhir, masih ada satu tempat yang akan kita kunjungi, namun kita harus membeli sendiri tiket masuk sebesar 60 Yuan, karena yang tadi pagi kita bayar belum termasuk tiket ini. Seorang penyair dinasti Sung pernah berkata akan menjadi penyesalan seumur hidup bila anda berkunjung ke Suzhou tapi tidak mampir di Hu Qiu. Karena itu saya pun ikut masuk walaupun kaki sudah mulai merasa lelah dan tetap terpana dengan keindahan pagoda miring di atas bukit itu. Bagi yang tidak ingin masuk dapat menunggu di sekitar tempat parkir bus. Hari sudah mendekati senja sekitar pukul 4.30 sore ketika kita masuk pintu gerbang dan pagoda Yunyan yang berusia lebih seribu tahun di atas bukit tampak memanggil kita untuk terus naik ke atas.
Kira-kira di pertengahan sebelum mencapai puncak terdapat batu yang tampaknya terbelah oleh goresan pedang. Batu ini yang dinamakan batu penguji pedang. Menurut legenda, batu tadi terbelah karena terus menerus digores sebagai penguji ketajaman pedang oleh Raja Helu yang makamnya ada di dekat atas bukit sebelum kita mencapai puncak. Juga disebutkan bahwa Raja ini dimakamkan bersama 3000 pedangnya dan 1000 orang yang membangun makam tersebut harus dibunuh agar rahasia tempat pedang tersebut disimpan tetap terjaga.
Â
Raja Helu yang meninggal pada 600 BC ini dianggap sebagai bapak pendiri Kota Suzhou. Seekor harimau putih katanya sering tampak menjaga makam ini, karenanya bukit ini dinamakan bukit harimau. Di atas bukit tampak pagoda yang telah menjadi miring sejak diselesaikan pada 961. Kemiringannya telah mencapai lebih dari dua meter dan batuan beton telah dipasang di fondasi pagoda untuk mencegah kemiringan lebih lanjut. Pagoda Yunyan ini lebih tepat disebut sebagai Menara Pisa dari Suzhou dan sudah ada sebelum Menara Pisa sendiri dibangun.
Tur Lokal: Siapa Takut
Akhirnya tur kami pun berakhir setelah bus mengantarkan kami kembali ke stasiun Bus. Dari situ stasiun Suzhou sudah tampak dalam jarak kira-kira 500 meter dan dengan KA pukul 19.23 saya kembali ke Shanghai dengan seribu kenangan akan tur yang menarik. Karena harus ikut tur lokal dengan pemandu yang sangat banyak bicara namun saya tidak mengerti yang diucapkan. Cerita mengenai tempat-tempat yang saya kunjungi pun saya dapat dari papan keterangan atau sumber-sumber lain setelah kembali ke Shanghai.
Keesokan harinya ketika mengunjungi Pearl TV Tower di Shanghai, saya baru tahu bahwa banyak tur berbahasa Inggris dari Shanghai ke Suzhou, namun pada umumnya hanya mengunjungi beberapa tempat saja dan biayanya jauh lebih mahal dari pada tur yang saya ikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H