Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cara Pintar Parkir Mobil ala Jerman di Hamburg

5 Maret 2014   02:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamburg merupakan kota terbesar dengan penduduk sekitar 1.8 juta jiwa dan termasuk salah satu kota multikultural sekaligus kosmopolitan.Selain orang asli Jerman, banyak juga etnis lain yang menetap di Hamburg, baik yang sudah menjadi warga negara Jerman maupun masih mempertahankan paspor asli negara asalnya.

13939362371060936861
13939362371060936861

Setelah selesai dalam kunjungan ke pabrik pesawat Airbus yang terletak di kawasan Flinkenwerde dan kemudian dengan menggunakan kapal ferry “Louisiana Star” yang sangat mirip dengan saudara mereka di sungai Mississipi nun jauh di seberang Samudra Atlantik sana, kami pun berlayar menyusuri Sungai Elbe sambil mengamati kegiatan pelabuhan Hamburg.Setelah berlayar sekitar 1 jam lebih, kapal dan seluruh penumpangnyamendarat di dermaga yang bernama Landungbrucke.



13939363211458045384
13939363211458045384

Kawasan ini menjadi salah satu tempat tujuan wisata paling populer di Kota Hamburg.Dari sini kita dapat melihat banyak sekali sejarah pelabuhan Hamburg, yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Eropa dan juga berpindah moda angkutan baik menggunakan bus wisata keliling kota ataupun dengan kereta api U Bahn maupun S Bahn.

Sebuah bangunan tua lengkap dengan deretan puluhan jembatan yang menyambung ke dermaga yang dipenuhi dengan kapal layar wisata dan transportasi kota membuat suasana tetap hangat walaupun udara dingin di awal bulan Maret tetap terasa menusuk tulang.Tepat di depan “Hard Rock Cafe Hambugr”, seorang teman yang berasal dari Indonesia dan kebetulan menetap di kota ini telah menunggu dengan kendaraan Mercedez Benz-nya.

Kendaraan segera meluncur di jalan raya Kota Hamburg yang sepi di senja di hari Minggu itu. Tempat menarik pertama adalah melewati stasiun U Bahn Baumwell di mana di sebelah kanan berderet bangunan yang sangat cantik dan merupakan gudang tua yang sekarang disulap menjadi gedung perkantoran dan bangunan komersial lainnya.

1393936387304944803
1393936387304944803

Dulu di sini selalu wangi dengan harumnya rempah-rempah”, tutur sahabat yang pernah menjadi pelaut dan kemudian menetap di Jerman sejak awal tahun 1980-an itu.Kami meluncur melewati kawasan Speicherstadt yang indah menawan.“Di kawasan inilah kantor saya sekarang berada,” tambah sobatitu tadi.

Mobil terus melaju dan kali ini menuju salah satu jembatan yang menjadi ikon Kota Hamburg. Jembatan yang berada di atas Sungai Elbe ini bernama “Kohlbrandbrucke” dan merupakan jembatan dengan ketinggian yang lumayan dari permukaan sungai sehingga kapal-kapal besar pun bisa melintas di bawahnya.

Setelah puas berkeliling Kota Hamburg, mobil Merzedez lalu meluncur ke kawasan Lurup di mana terdapat stadion tempat kandang salah satu klub sepak bola yang terkenal di liga Jerman, yaitu HSV Hamburg.“Kalau sedang ada pertandingan bola, lalu lintas selalu macet di sini,” jelas sang sahabat sambil melintas di sekitar stadion.

139393645188293252
139393645188293252

Tidak lama kemudian, ketika hari sudah mulai gelap, kompleks perumahan di Lurup telah siap menyambut kunjungan sang pengembara ini. Kompleks yang terdiri dari sekitar 60-an rumah ini dihuni oleh kebanyakan pendatang dan sebagian besar berasal dari Turki dan negara-negara Eropa Timur.Hanya satu keluarga yang berasal dari Indonesia.Kendaraan segera meluncur ke tempat parkir yang terdapat di lantai basement kompleks perumahan.Pintu garasi terbuka oromatis dengan menggunakan remote control dan mobil pun masuk ke tempat parkir. Karena tempat parkir tidak terlalu luas maka mobil pun parkir dengan saling berderet dan menutupi.Asyiknya kendaraan bisa parkir di atas palet yang dapat bergeser untuk memberikan akses keluar bagi mobil yang parkir di deretan belakang.

13939365862062435361
13939365862062435361

Kendaraan kemudian ditinggalkan di garasi dan dengan santai semuanya berjalanmenuju rumah yang hangat dan nyaman. Sang nyonya rumah sudah menyambut dengan ramah dan siap dengan masakan Indonesia yang lezat rasanya.Kami kemudian bercakap-cakap panjang lebar sambil menikmari santapan.

13939366172101221088
13939366172101221088

Ketika waktu sudah mendekati pukul 10 malam, tibalah waktunya untuk pamit dan bersama tuan rumah kembali ke garasi. Kali ini kendaraan yang di atas palet pun digeser dengan menggunakan motor listrik sehingga dapat memiliki ruang untuk mundur dan manuver yang lebih mudah. Dalam perjalanan pulang sempat juga diperlihatkan terowongan bawah laut yang ada di bawah Sungai Elbe dan sekaligus mengintip kawasan Reeperbhan walau hanya dari atas kendaraan.

Cara pintar parkir ala Jerman yang cerdik untuk mengatasi sempitnya ruang parkir. Sebuah teknologi sederhana yang patut ditiru di Indonesia?

Hamburg, 4 Maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun