Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hotel Pecandu Narkoba di Kawasan Hitam Amsterdam

31 Maret 2014   16:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Belanda saja tidak berkunjung kesana kalau gak ada perlu”,demikian komentar seorang kenalan yang sudah bermukim di Belanda lebih dari 30 tahun ketika saya bercerita sempat main ke kawasan Bijlmer yang terletak di bagian tanggara kota Amsterdam.Ternyata daerah yang memiliki nama lengkap Bijlmermeer ini memang memiliki sejarah panjang yang cukup kelam dan sedikit menyeramkan.

13962322041597857002
13962322041597857002

Pagi itu, dengan kereta api yang berangkat dari Bandara Schipol saya menuju ke ke kawasan Bijlmer. Waktu perjalanan hanya sekitar 15 menit dan melewati satu stasiun yatu Amsterdam Zuid (Amsterdam Selatan) sebelum sampai di stasiun tujuan yaitu Amsterdam Bijlmer Arena.Stasiun ini dinamakan juga Arena karena tidak jauh dari sini terdapat Stadion yang menjadi markas besar klub sepak bola paling kondang di Belanda yaitu Ajax Amsterdam.

13962322381276740889
13962322381276740889

Namun, perjalanan kali ini bukan untuk ikut tur dan berwisata ke Stadion Ajax dimana juga sering diadakan konser musik ,melainan untuk berkunjung ke sebuah komplek kawasan pemukimam yang bernama Bijlmer dan pertama kali mulai dibangun pada pertengahan tahun 1960.Kawasan ini dulunya digadang-gadang akan menjadi “Kota Masa Depan”.

Ketika berjalan keluar stasiun, udara dingin akhir Maret langsung meyengat wajah.Karena waktu masih pagi hanya ada beberapa orang yang turun di stasiun ini dan mereka langsung menghilang entah kemana. Sementara saya masih harus menyesuaikan diri mencari orientasi arah menuju ke kawasan pemukiman Bijlmer.

1396232368862328035
1396232368862328035

Saya mulai melangkahkan kaki kearah timur laut melewati Hoogoorddreef .Disini suasana terlihat sangat sepi. Hanya ada beberapa orang yang berjalan kaki bersama saya. Dan walaupun ini di negri Belanda, yang saya liat kebanyakan imigran yang berasal dari daerah bekas koloni Belanda seperti Surinamae dan juga Afrika.

13962324031836063411
13962324031836063411

Perjalanan dilanjutjan dengan memasuki deretan apartemen yang merupakan bangunan raksasa berlantai sepuluh atau sebelas. Namun perumahan ini sangat sepi bagaikan kawasan tidak berpenghuni. Tidak ada anak-anak yang bermain-main, tidak ada orang yang lalu lalang. Hanya ada satu atau dua orang yang kebetulan juga berjalan kira-kira lima puluh meter di depan saya. Ada sedikit perasaan seram berjalan di kawasan perumahan yang sangat luas namun sangat sepi ini. Namun rasa ingin tahu membuat saya terus melangkah dengan yakin dan untungnya tidak seorangpun menggangu perjalanan ini.

13962324321196530310
13962324321196530310

Kota Masa Depan ini, ternyata memiliki sejarah yang kelam. Walaupun kalau dilihat sekilas pemukiman disini sangat nyaman dan indah. Jarak antara satu bangunan dengan bangunan lainnya cukup jauh dan banyak memiliki taman-taman yang indah.Jalan raya untuk kendaraan dibuat diatas sedangkan sepeda dan pejalan kaki dapat bergerak dengan leluasa di jalur khusus yang teduh dan nyaman. Namun yang saya liat adalah rumah-rumah yang sepi dengan pintu yang tertutup rapat bagaikan tanpa penghuni.Sebagian bahkan bertuliskan “Te Koop” alias dijual lengkap dengan nomer telpon yang bisa dihubungi.

1396232493172401056
1396232493172401056

Walaupun pada awalnya dibangun untuk kebutuhan kelas menengah, namun kemudian kawasan Biljmer ini kurang populer sehingga sebagian besar penduduknya adalah masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah yang merupakan pendatang dari Surinamae, Dutch Antiles, dan juga Afrika.Dan di tempat in juga banyak bermukim para imigran gelap yang sama sekali tidak mempunyai surat lengkap atau disebut sebagai “Sans Papiers”.

Kawasan ini bahkan memiliki citra yang sangat negatif karena juga merupakan tempat dengan tingkat kejahatan, perampokan,dan pembunuhan yang relatif tinggi serta juga merupakan tempat dimana peredaran narkoba demikian maraknya.Tingkat pemilikan senjata api juga konon cukup tinggi di kawasan ini karena orang merasa lebih aman bila memiliki senjata.

13962328231897485165
13962328231897485165

Sejarah pemukiman ini menjadi kian kelam karena pada Oktober 1992, sebuah pesawat kargo Boeing 747 milik Islrael “El Al” jatuh dan menghantam rumah susun di menara Groeneveen dan Klein-Kruitberg.Secara resmi dilaporkan 43 orang meninggal yang sebagian besar adalah penduduk Bijmer walaupun jumlah korban sebenarnya tidak diketahui dan bisa mencapai ratusan karena banyaknya penduduk sans papiers di kawasan ini.

Setelah melewati Hoorneboeg dan Golden Kruispad, saya pun sampai di sebuah lapangan terbuka yang cukup luas bernama “Anton de Komplein”.Mula-mula saya cukup terkejut dengan nama lapangan ini karena seakan-akan berarti “ Anton yang suka mengeluh”.Tetapi ternyata lapangan ini dinamakan Anton de Komplein untuk mengenangAnton de Kom yang merupakan seorang pejuangyang berasal dari Suriname.

13962327131951335628
13962327131951335628

Di salah satu sudut lapangan ini, terdapat sebuah bangunan berwarna merah bata yang disebut “Bijlmer Parktheartre”.Kebetulan suasana disini cukup ramai dan bahkan ada sebuah cafe di dalamnya walaupun ternyata tempat ini merukan “private place” sehingga tidak dibuka untuk umum.

1396232781607459594
1396232781607459594

Namun ada sebuah gedung misterius yang terletak di sudut lain Anton de Komplein. Bangunan inidari kejauhan telihat megah , modern danterdiri dari 4 lantai dengan dominasi warna hijau muda yang cerah.Arsitekturnya terlihat minimalis dengan banyaknya penggunaan kaca sehingga cocok dianggap sebagai green building yang ramah lingkungan.

1396232850192090518
1396232850192090518

Saya mendekati pintu dan kemudian masuk ke halaman yang cukup luas. Sebuah no 232 terpampang di dekat pagar menunjukan alamatnya di Anton de Komplein no 232.Pintu utama juga terbuat dari pintu kaca yang kebetulan terbuka. Saya masuk dan kemudian berjumpa dengan seorang resepsionis yang kemudian kami sempat sejenak berbincang-bincang mengenai hotel untuk pecandu narkoba ini,.

13962328821546410997
13962328821546410997

Bangunan yang sama sekali tidak memiliki papan nama ini memang berfungsi sebagai “rumah singgah” atau “shelter” bagi pecandu narkoba.Gedung ini ternyata baru selesai dibangun pada tahun 2012 lalu dan selain sebagai tempat tinggal bagi pecandu yang disebut residen juga bisa menjadi “day care” untuk pasien eksternal alias rawat jalan.Singkatnya, bangunan ini memliki fungsi yang sama dengan fasilitas yang dimiliki Badan Narkotika Nasional di Lido, Sukabumi.

Rumah singgah ini disebut sebagai “Hotel Pecandu Narkoba” dan dikelola olehStichting HVO Querido atau Yayasan Hulp over On behuisden Querido yang kalau diterjemahkan artinya YayasanBantuan untuk Tunawisma “Querido” . Querido sendiri kata dalam Bahasa Spanyol yang berati “Tercinta: atau “Kasih”

Di tempat ini, saya juga dapat mengambil pelajaran bahwa para pecandu memang harus diterapi dan diperlakukan sebagai “querido” atau orang tercinta.Bukan dijebloskan ke penjara walaupun masih di kawasan Bijlmer ini juga terdapat Bijlmerbajes atau Penjara Bijlmer yang terkenal menggunakan konsep Penjara Terbuka.

Amsterdam , Akhir Maret 2104

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun