Kawasan Tsim Sha Tsui merupakan pusat keramaian di Semenanjung Kowloon.Semua kegiatan komersial ada disini.Selain Shopping, hotel, restoran, dan juga hiburan malam lengkap menggoda para wisatawan.Salah satu gedung yang cukup terkenal di TST adalah Chungking Mansion. Sebuah gedung tua yang berlamatkan di 36-44 Nathan road dan juga sama seperti gedung-gedung di sebelahnya merupakan gedung tinggi berlantai lebih dari 30 an.
Di lantai bawah gedung ini, tidak pernah sepi dari kegiatan komersial. Calo-calo restoran dan hotel berkeliaran mencari pelanggan. Money Changer berderet-deret rapi dan merupakan tempat menukar uang dengan nilai tukar yang paling baik di seantero Hongkong SAR.Kalau kita masuk lebih dalam lagi, banyak gerai yang menawarkan sim card dan juga restoran India ataupun Pakistan.
Namun, kalau kita terus belok kanan dan kemudian belok kiri, kita akan sampai di sebuah lorong dimana terdapat sebuah restoran kecil yang suasananya cukup bersih dan asri.“Hung’s Chinese Restaurant (Halal)”, demikian nama restoran ini lengkap dengan tulisan halal dalam huruf Hijaiyah. Di papan brosurnya juga tertera gambar beberapa menu andalan dan tulisan bahwa restoran ini sangat direkomendasikan oleh para wisatawan.
Malam itu, waktu menunjukan sekitar pukul 7, suasana restoran tidak terlalu ramai, hanya ada satu meja yang sudah terisi dan tinggal empat atau lima meja lain yang kosong.Seorang wanita berusia empat puluh tahunan menyambut kami sambil bertanya “Malaysia?”.Dia kemudian juga memberikan rekomendasi beberapa menu andalannya.
Saya sapu pandangan ke segala sudut restoran. Di dinding restoran ada sebuah white board berisi menu andalan alias Chef Recommendation berikut harganya. Yang menarik, semua harga selalu berakhir dengan angka delapan.Deep Fried Crispy Chicken (Half) misalnya dibandrol seharga 108 HK Dollar dan Steam Beancurd with Fish & Golden Mushroom in Garlic Sauce dibandrol 88 HKD.
Di pojok lain terpampang foto-foto para pelanggan, wanita setengah baya tadi, dan juga seorang pria yang kemudian saya kenal bernama Malik dan dibilang sebagai “Bos” restoran ini.Di samping itu, ada juga seorang pria berusia hampir lima puluh tahun yang selalu sibuk melayani para pelanggan. Pria keturunan India atau Pakistan ini selalu dengan ramah melayani dan sesekali mencatat pesanan. Dari pria inilah saya tahu bahwa bos restoran ini adalah pria di foto yang bernama Malik.
Ketika sudah selesai makan, saya pun sempat berkenalan dengan Malik dan ketika saya bertanya siapa kha Hung, dia dengan segera menunjuk wanita setengah baya yang pertama kali menyambut kami.“Is she your wife?”, tanya saya sambil sedikit berkelakar.Jawabannya ternyata bukan, dan Malik bercerita bahwa Hung adalah mitra bisnisny yang meramu resep masakan Cina ini sementara dia yang berasal dri etnis Pakistan memberikan jaminan akan kehalalan semua menu di restoran ini.
Ketika saya tanya mengapa restoran ini tidak memajang sertifikat halal yang dikeluarkan oleh “The Incorporated Trustees of The Islamic Community Fund of Hongkong” seperti yang ada di restoran halal lain.Jawabanya adalah mereka lebih mengutamakan hahal dari lubuk hati yang paling dalam walaupun tetap berusaha mengurus sertifikat ini.
Sementara menikmati makanan, semua kursi dan meja di resotan kecil ini sudah penuh dengan pelanggan lain. Rasanya cukup lezat dan saya berjanji bahwa bila berkunjung ke Tsim Sha Tsui akan kembali mampir ke tempat ini. Restoran dengan menu yang harganya ada angka delapan yang konon membawa keberuntungan.
Hongkong, Januari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H