Yang dikhawatirkan bila mereka keliru membaca peta. Sehingga tak sengaja mencabut pohon kita sebatang dua. Misalnya seperti yang ditulis Liputan 6 tentang helikopter yang diduga menjarah kayu. Bisa jadi kita harus bersikap seperti dengan China di Natuna.
Demikianlah negara tetangga mengeksploitasi hutannya yang berdekatan dengan perbatasan. Itu hak mereka yang punya kedaulatan. Kontras sekali dengan hutan di wilayah kita. Yang masih hijau dan terjaga. Seolah tak bermanfaat dan berdayaguna. Kecuali dijadikan Taman Nasional. Itupun untuk kepentingan internasional. Kepentingan bersama seluruh bangsa. Hamparan hutan kita disanjung sebagai produsen oksigen dunia. Istilahnya hutan konservasi. Seberapa besar sih Indonesia mendapat kompensasi?
Di peta kutemukan juga sungai yang hanyutnya berlawanan. Benarlah! Saat itu aku masih berada di wilayah tanah airku. Indonesia. Sungai yang dulu aku pernah uuk dan cebok di situ memang masih hanyut ke Pontianak juga. Sebagai bagian dari Sungai Kapuas kita. Yang masih mandi cuci di sungai aemsoriya! Soalnya temanku yang sok tau itu benar. Terserah namanya Kapuas Lintang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H