Belum lagi sejak tahun 1980 Indonesia mulai aktif impor bahan pangan. Sebut saja beras, jagung, bawang putih dan kacang kedelai. Nilai transaksinya tiap tahun pun mencapai puluhan triliun rupiah.
Bagaimana dengan pupuk kandang ?
Kotoran ternak khususnya yang berasal dari ruminansia seperti sapi, kerbau, domba dan kambing, merupakan bahan organik yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah yang besar. Setelah dilakukan fermentasi untuk membunuh organisme jahat penyebab penyakit sekaligus biji-biji rumput liar, ia merupakan media tanam yang sempurna.
Pupuk kandang mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak. Dengan cara meningkatkan porositasnya, berfungsi sebagai agen perekat partikel tanah, sekaligus menyokong kehidupan organisme penyubur tanah.
Apakah penggunaan pupuk kandang bisa meningkatkan produktifitas tanaman ?
Ketika penggunaan pupuk kandang dipadukan dengan metode pertanian tanpa olah tanah, maka akan tumbuh jamur mikoriza. Dialah yang bertugas sebagai bahan perekat partikel tanah. Tanaman yang tumbuh di atasnya akan bersimbiosis dengan jamur mikoriza, menciptakan koneksi dengan tanaman lain di sekitarnya.
Pupuk kandang memiliki kemampuan dalam menyerap air dalam jumlah besar. Untuk itu ketika memasuki musim kemarau, tanah yang kaya bahan organik dari pupuk kandang akan tetap terjaga kelembabannya. Hal ini juga tidak terlepas dari aktifitas organisme di dalamnya.
Pupuk kandang sekaligus mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman. Sifatnya yang slow release atau melepaskan nutrisi secara perlahan-lahan, maka jauh lebih aman dan tidak akan terbuang ke sungai. Di manaÂ
Mikroorganisme secara berkala merombak unsur hara dalam pupuk untuk menjadi nutrisi siap serap bagi pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang cukup.
Bahkan nutrisi yang dilepaskan dari proses penguraian unsur hara dalam pupuk kandang tersebut jauh lebih lengkap dibandingkan pupuk NPK sintetis. Untuk itu tanaman yang tumbuh jauh lebih sehat, sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit.