Kalau kita melewati lahan pertanian bekas penanaman padi, tidak jarang terlihat tumpukan sisa-sisa tanaman yang mengering. Itulah jerami padi.
Setidaknya ada dua jenis jerami yang dihasilkan setelah diambil bulir-bulir padinya, yaitu jerami yang masih segar kehijauan dan jerami kering kekuningan.
Jerami yang masih segar biasa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Tapi untuk jerami yang sudah kering dan ditinggalkan di ladang nantinya akan dibakar. Memang abu yang dihasilkan dari pembakaran jerami padi bisa menambah unsur hara kalium di tanah.
Namun, aktifitas pembakaran jerami tersebut menghasilkan residu gas karbon dioksida yang dilepas ke atmosfir, meskipun jumlahnya tidak begitu besar, namun tetap saja menyebabkan polusi udara.
Apa yang harus dilakukan ?
Nah, kabar baiknya jerami padi kering yang selama ini hanya dibakar bisa dimanfaatkan sebagai mulsa penutup tanah. Selain mengurangi biaya pengadaan mulsa plastik, ternyata penggunaan jerami padi sebagai mulsa juga dapat meningkatkan kesuburan tanah pertanian.
Kenapa perlu menggunakan mulsa ?
Tanah yang dibiarkan terbuka dan tidak tertutupi material apapun akan lebih mudah kehilangan kelembabannya karena mengalami evaporasi, yaitu menguapnya air dari permukaan tanah.
Hal ini dapat berakibat buruk pada pertumbuhan tanaman. Karena air merupakan bahan utama yang dibutuhkan oleh tanaman sepanjang hidupnya.
Begitu pula organisme yang hidup di dalam tanah, mereka lebih menyukai kondisi tanah yang lembab dan hangat. Organisme tersebut secara aktif merombak unsur hara dan bahan organik menjadi nutrisi yang siap serap bagi tanaman. Untuk itu, penggunaan mulsa secara signifikan dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
Di samping itu, mulsa memberikan kondisi permukaan tanah yang gelap. Sehingga rumput liar atau gulma tidak bisa tumbuh, karena sinar matahari yang dibutuhkan oleh benih untuk berkecambah terhalangi oleh mulsa.
Apa saja keunggulan jerami padi ?
Jerami padi kering merupakan bahan organik dengan kandungan karbon yang cukup tinggi. Ketika sisa-sisa tanaman ini dikembalikan ke lahan, maka kita sudah melakukan aktifitas penyimpanan karbon ke dalam tanah. Semakin banyak sisa tanaman yang dikembalikan ke lahan, maka semakin besar pula karbon yang disimpan.
Dari segi pertanian sendiri penggunaan jerami padi memberikan banyak manfaat. Pertama, kita tidak perlu lagi membeli mulsa plastik, sehingga mengurangi biaya produksi. Kedua, jerami padi dapat terurai, sehingga menambah kesuburan tanah, dan yang ketiga dia ramah lingkungan, karena tidak meninggalkan residu seperti halnya mulsa plastik.
Mencegah Erosi
Turunnya air hujan ternyata bisa memberi pengaruh yang negatif bagi tanah. Di mana guyuran air yang mengenai permukaan tanah tanpa mulsa bisa mengakibatkan erosi. Partikel tanah akan terbawa bersama air hujan menuju ke sungai, begitu pula unsur hara yang tersimpan di dalamnya.
Hal ini lah yang menyebabkan tanah kehilangan kesuburannya, sekaligus terjadi pencemaran nitrogen ke dalam sungai. Nitrat dan nitrit yang sifatnya larut dalam air secara langsung mencemari air sungai. Salah satu kasus yang sering kita saksikan ialah berubahnya warna air sungai menjadi hijau, peristiwa ini disebut dengan istilah algae bloom.
Sialnya, algae yang tumbuh tersebut akan menyerap oksigen yang larut dalam air. Akibatnya, ikan dan udang yang hidup di sungai kekurangan oksigen untuk bernafas, pada akhirnya secara perlahan mereka mati tercekat.
Bencana ini dapat dicegah dengan menggunakan jerami padi sebagai mulsa penutup tanah. Di mana salah satu keunikan dari jerami padi ini ialah kemampuannya dalam mengikat air dan menjaga partikel tanah tetap berada di tempatnya. Ketika turun hujan, cipratan air akan diredam oleh jerami. Sehingga unsur hara yang ada di dalam tanah tidak akan terbawa aliran air hujan menuju ke sungai.
Jerami Padi Kaya akan Bahan Organik
Seperti yang sudah kita ketahui, jerami padi bakal terurai dengan tanah. Ia memberikan tambahan bahan organik dalam tanah. Organisme pengurai mulai dari jamur mikoriza, bakteri dan cacing tanah bekerja sama untuk memecah serat jerami menjadi zat-zat yang kaya nutrisi dan bermanfaat bagi tanaman.
Pada akhirnya, tanah pertanian kembali menjadi subur dan gembur. Organisme penghuninya mendapat sumber makanan yang cukup sekaligus kondisi lingkungan yang sesuai untuk berkembang biak.Â
Karena erosi tanah telah dicegah, maka nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik pun dapat terpenuhi secara optimal. Sehingga ia tidak mudah terserang hama dan penyakit, kemudian memberikan hasil panen yang melimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H