Perjalanan Hujan/Romansa Hujan
===
Aku tak bisa berlari. Dari buih dan gelombang, waktu mengejar kita. Harapan kota megapolitan mengkonstruksi pikiran. Berhenti di perempatan. Di sebuah tikungan senja. Hujan yang kini berlari. Bagai kaki kaki kecil yang keras. Aku melihatnya dari luar jendela. Dari penguapan yang panjang. Dari metakosmos kesadaran yang membentuk siklus hujan.
;Dan seorang buruh tani terkapar di hamparan sawah yang kering
Baca juga: Hujan Asam
#dalam Kumpulan "Berburu Hujan":2021-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Kota yang Gagap
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!