Mohon tunggu...
taufik sentana
taufik sentana Mohon Tunggu... Guru - Personal Development

Pendidikan, sosial budaya dan Kreativitas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Romansa Hujan

12 September 2024   07:55 Diperbarui: 12 September 2024   07:58 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjalanan Hujan/Romansa Hujan
===


Aku tak bisa berlari. Dari buih dan gelombang, waktu mengejar kita. Harapan kota megapolitan mengkonstruksi pikiran. Berhenti di perempatan. Di sebuah tikungan senja. Hujan yang kini berlari. Bagai kaki kaki kecil yang keras. Aku melihatnya dari luar jendela. Dari penguapan yang panjang. Dari metakosmos kesadaran yang membentuk siklus hujan.

;Dan seorang buruh tani terkapar di hamparan sawah yang kering

Baca juga: Hujan Asam

#dalam Kumpulan "Berburu Hujan":2021-2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kota yang Gagap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun