Mohon tunggu...
taufik sentana
taufik sentana Mohon Tunggu... Guru - Personal Development

Pendidikan, sosial budaya dan Kreativitas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Distorsi

11 September 2024   19:54 Diperbarui: 11 September 2024   19:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Distorsi

Kaki kaki meja birokrasi yang patah. Mata hati yang gelisah. Sungai sungai harapan yang tergadaikan dalam pesta semalam. Untuk investor jangka panjang. Apakah ini kota kita? Atau kota para penyokong dana. Hirarki piramida sosial kita semakin kacau. Suara suara  di ujung lembah telah parau.
Hujan membawa garam. Logam dari ratapan anak anak hilir. Mencerna masa depan dalam debu debu galian tambang. Konglomerasi dan kapitasi jadi distorsi. Mimpi mimpi kita jadi sederet angka yang diputar kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun