Pernah Gagal di Kompasiana
Ini bukan makna gagal yang negatif. Hanya suatu proses tumbuh. Kami Pernah menjadi bagian dari kompasianer fase pandemi kemarin, dari 2021 sd 2023.
Dalam periode itu ada 2000 artikel lebih dengan capaian level penjelajah, melampaui 50% perjalanan blogging.
Secara personal itu adalah prestasi. Banyak  produk gagasan di situ. Dari sastra,esai pendidikan dan sosial budaya.
Namun gagal di sini adalah secara hirarki struktur di kompasiana. Tulisan kami sangat jarak menembus target viewer. Rerata mungkin 45 sd 100 viewer sekali tayang.
Beberapa ada lebih dari itu untuk waktu yang lama. Misal, si tangan hitam dalam kasus minyak goreng, yang sempat  langka saat itu.
Apalagi kalau ditilik dari capaian reward bulanan. Pernah dapat Rp 13 ribu...he he.
Begitulah...memang motifnya untuk menghimpun gagasan dan mengabstraksikan pikiran, khususnya sastra modern,puisi dan beberpa catatan populer dan pendidikan Islam.
Untuk akun yang baru ini, saya berusaha lebih fokus, memang tetap di sastra, saya mengambil posisi branding sebagai penggiat personal development.
Dari sini saya ingin lebih terlbat  dalam ekosistem pengembangan diri dan deep learning untuk memaksimalkan potensi.
Salam jumpa tuk semua dan sukses selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H