Mohon tunggu...
Taufik Samsuri
Taufik Samsuri Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Ilmu Pendidikan Universitas Ganesha

Dedikasi Untuk Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dinamika Pendidikan Demokrasi dalam Konteks Kebijakan Otoriter: Sebuah Kajian Literatur

2 Desember 2024   14:24 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama, guru dan siswa SDN 6 Pringgabaya Lombok Timur (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Dokumentasi pribadi))

Pentingnya pengalaman belajar partisipatif, seperti diskusi kelompok dan simulasi pemilu, menjadi relevan dalam konteks ini. Metode ini memungkinkan siswa untuk memahami praktik demokrasi secara langsung, meskipun kebijakan negara tidak mendukung sepenuhnya (Prabowo, 2023).

Relevansi Filsafat John Dewey

Pemikiran John Dewey tentang pendidikan sebagai pengalaman belajar yang partisipatif memiliki relevansi tinggi dalam membentuk pendidikan demokrasi di negara-negara berkembang. Dewey berargumen bahwa pendidikan harus menciptakan lingkungan di mana siswa dapat belajar melalui interaksi sosial dan refleksi kritis. Dalam konteks otoriter, pendekatan ini dapat membantu siswa memahami nilai-nilai demokrasi meskipun ruang kebebasan dibatasi.

Namun, penerapan ide-ide Dewey sering kali terhalang oleh resistensi dari institusi pendidikan yang konservatif. Banyak sekolah di negara berkembang masih mengadopsi metode pengajaran tradisional yang tidak memberikan ruang bagi siswa untuk berdiskusi secara bebas (Muliadi, 2023).

Tantangan dalam Implementasi Pendidikan Demokrasi di Negara Berkembang

Implementasi pendidikan demokrasi di negara berkembang menghadapi tantangan besar, termasuk:

  1. Keterbatasan Sumber Daya
    Banyak sekolah di negara berkembang kekurangan infrastruktur dan bahan ajar yang mendukung pendidikan demokrasi. Tanpa sumber daya yang memadai, guru sulit menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
  2. Kontrol Politik
    Sistem politik yang cenderung otoriter membatasi ruang bagi guru dan siswa untuk mengeksplorasi nilai-nilai demokrasi. Kurikulum sering kali diawasi ketat untuk memastikan kesesuaiannya dengan ideologi pemerintah.
  3. Kurangnya Pelatihan Guru
    Guru sering kali tidak memiliki pelatihan yang memadai untuk mengajarkan nilai-nilai demokrasi. Mereka cenderung fokus pada aspek kognitif dari pendidikan kewarganegaraan, sementara aspek afektif dan partisipatif sering terabaikan (Rube'i & Suhaida, 2021).
  4. Ketimpangan Digital
    Di era teknologi, akses terhadap sumber daya pendidikan digital menjadi penting. Namun, kesenjangan digital antara siswa di daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi masalah besar (Mujakir, 2023).

Peluang untuk Pendidikan Demokrasi

Meskipun tantangan tersebut signifikan, peluang untuk memperkuat pendidikan demokrasi tetap ada. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan adalah:

  1. Peningkatan Kesadaran Global
    Gerakan global untuk pendidikan inklusif dan demokratis menciptakan tekanan bagi negara-negara berkembang untuk mereformasi sistem pendidikan mereka.
  2. Integrasi Teknologi
    Teknologi dapat digunakan untuk memperluas akses terhadap sumber daya pendidikan demokrasi. Platform digital memungkinkan siswa dan guru untuk mengakses materi yang mungkin tidak tersedia secara lokal (Yudianto & Fauziati, 2021).
  3. Pendidikan Multikultural
    Integrasi nilai-nilai multikultural dalam kurikulum dapat membantu siswa menghargai keragaman dan membangun masyarakat yang lebih inklusif (Khoirunnisa, 2022).
  4. Kolaborasi Antarpemangku Kepentingan
    Kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan demokrasi, bahkan di tengah kendala politik (Aqilla, 2024).

Kesimpulan

Dinamika pendidikan demokrasi dalam konteks kebijakan otoriter di negara berkembang menunjukkan adanya tantangan yang signifikan, tetapi juga peluang yang menjanjikan. Filsafat pendidikan modern, terutama pemikiran John Dewey, memberikan dasar yang kuat untuk menciptakan sistem pendidikan yang mendukung nilai-nilai demokrasi. Namun, keberhasilan implementasi pendidikan demokrasi membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, guru, dan masyarakat. Dengan mengatasi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan resistensi politik, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun masyarakat yang lebih demokratis.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun