Mohon tunggu...
Taufik Umar Prayoga
Taufik Umar Prayoga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

The Open University of Indonesia (World Class University) Class of 2008 ยท Social & Political Science Faculty, Communication Science

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rekatkan Bangsa Lewat Pramuka

11 April 2011   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sedari dulu dikenal sebagai negara yang memiliki keramahtamahan, tata sopan santun dan budi pekerti, latar belakang budaya yang beragam yang tersebar di ribuan pulau, menambah eksotisme negara khatulistiwa ini. Namun, wajah rupawan nusantara akhir-akhir ini sedang tak ramah, begitu sensitif, dengan mudah kita jumpai berita soal konflik horisontal dan mungkin sudah bukan hal yang mengejutkan lagi bukan? Ironis memang, keharmonisan yang telah lama dibangun, kini mengalami pengikisan.

Ir. Soekarno sang proklamator bangsa besar ini tahun 1920 silam pernah berorasi: "Beri aku seribu orang, dan aku akan menggerakan gunung Semeru! Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air dan aku akan mengguncang dunia" . Begitu serius Bung Karno jika sudah berbicara masalah kebangsaan terlebih menyangkut pemuda yang sangat dia yakini sebagai agen perubahan. Romantisme perjuangan republik ini juga tidak lepas dari peran besar pemuda yang memiliki semangat kebangsaan yang menggelora. Lalu, bagaimana dengan kondisi pemuda saat ini? Beragam lembaga riset menyebutkan ihwal keterpurukan polah remaja Indonesia kini, kebebasan dan arus modernitas yang tak terbendung setidaknya berperan dalam pembentukan karakter remaja saat ini.

Kita semua setuju jika pemuda adalah pewaris tunggal bangsa ini, banyak cara yang bisa ditempuh guna membentenginya, salah satunya dengan membumikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah perkara besar. Sebuah organisasi pendidikan diluar sekolah dan keluarga yang tahun ini akan tiup lilin di usia setengah abad, Gerakan Pramuka, ikut ambil bagian dalam mengangani masalah kepemudaan. Nilai-nilai yang diajarkan dalam pembinaan generasi muda ala Gerakan Pramuka adalah pembentukan mental dan karakter pemuda yang toleran dan cinta tanah air.

50 tahun yang lalu tepatnya 14 Agustus 1961, Bung Karno meresmikan organisasi tunggal kepanduan yang sebelumnya berjumlah seratusan dan mewakili golongan. Hingga kini, Gerakan Pramuka masih tetap eksis membina kaum muda. Teringat sebuah kisah nyata tentang bertemunya dua kelompok regu yang berasal dari dua suku yang tempo lalu bertikai, mereka saling rangkul dan terharu betapa mereka telah dipersatukan oleh Gerakan Pramuka. Saat itu mereka menanggalkan memori kelam pertikaian, mereka sadar bahwa mereka adalah agen perdamaian sebagaimana yang dicita-citakan Lord Baden Powell, penggagas gerakan kepanduan dunia.

Banyak kisah yang bertebaran di bumi khatulistiwa ini terkait peran pramuka dalam mengusung misi perdamaian, pemahaman tentang perbedaan. Hal yang tidak dimiliki organisasi lain adalah organisasi ini bersih dari aktifitas politik, dan murni merupakan organisasi berbasis kebangsaan, mewakili seluruh aspek budaya, ras, dan agama. Jangan ragu mendukung Gerakan Pramuka, Pramuka sarana efektif merekatkan bangsa.

Oleh:

Taufik Umar Prayoga, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UPBJJ-UT Bogor dan Pembina Gugusdepan di sebuah Pesantren Modern di Bogor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun