Mohon tunggu...
Taufik Paturohman
Taufik Paturohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Mahasiswa yang ingin cepat bekerja di BUMN atau Kemensos

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk Mengenal Apa Sebenarnya Pedophobia

5 Januari 2022   09:07 Diperbarui: 12 Januari 2022   20:04 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pedophobia adalah rasa takut berlebihan yang muncul saat penderitanya berhadapan langsung dengan bayi, balita ataupun anak-anak. Kondisi dimana penderitanya merasakan kecemasan yang tidak wajar jika mereka bertemu atau berhadapan dengan anak kecil. 

Seperti para penderita fobia yang lainya, orang-orang dengan penderita pedophobia akan sangat menghindari situasi dimana mereka harus bertemu dengan hal-hal yang dianggap menakutkan atau ditakuti. orang dengan kondisi seperti ini umumnya akan berusaha sekeras mungkin untuk menghindari tempat-tempat dimana anak-anak berada.

Secara terminoligi, pedophobia adalah ejahan bahasa inggris yaitu paedophobia. Sedangkan istilah dari pediaphobia adalah ejahan alternatif lainya yang berasal dari bahasa Yunani disetor (anak) dan phobos (anak). pedophobia sendiri tidak sama artinya dengan pediophobia (takut boneka) dan podophobia (takut kaki). 

Pada umumnya anak kecil disukai banyak orang karena mereka memiliki paras wajah yang lucu dan tingkah laku yang menggemaskan. Anak-anak pada masa pertumbuhan cenderung aktif dan celotehan mereka kerap sekali mengundang gelak tawa bagi orang yang melihatnya. Namun, pemandangan seperti itu hanya bisa dilihat dan dinikmati oleh orang normal, berbeda dengan orang yang mengidap pedophobia yang pasti merasa ketakutan dan merasa risih. Alih-alih membuat gemas dan tertawa mereka penderita pedophobia akan menghindar dari kerumunan anak-anak tersebut.

Namun, ada beberapa orang yang mengalami ketakutan serta kecemasan yang ekstrim ketika berhadapan dengan anak kecil. Meski terasa aneh bagi beberapa orang, kondisi ini memerlukan penanganan serius karena dapat mempengaruhi fisik dan psikologis penderitanya. Takut pada anak-anak dan rasa benci yang timbul jika bertemu dengan anak kecil itulah yang disebut pedophobia. keadaan itu timbul emosional ketakutan, penghinaan, keengganan, atau mungkin berprasangka buruk terhadap anak kecil. Pedophobia sendiri dalam beberapa penggunaan identik dengan kata ephebiphobia, paedophobia dan pediaphobia.

Mereka yang mengidap pedophobia beranggapan bahwa anak-anak adalah makhluk yang berisik dan mengganggu.  Mungkin pandangan ini juga dimiliki kita yang terkadang tidak menyukai anak kecil yang memang menyebalkan jika berisik. tetapi perbedaanya jika kita menunjukan reaksi  kesal dan risih,  penderita pedophobia justru bisa akan mengalami serangan panik dan cemas yang berlebihan ketika berhadapan dengan  anak-anak. 

Maka dari itu, penderita pedophobia kerap menjauhi tempat-tempat yang biasanya didatangi anak-anak kecil seperti taman kanak-kanak, taman bermain, supermarket dan sekolah.

Padahal cara seperti itu mungkin akan memperkuat rasa ketakutan mereka secara tidak sadar. Kemudian keluar rumah akan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan karena kemungkinan akan bertemu dengan objek yang ditakuti semakin besar. karena seharusnya mereka harus membiasakan diri dengan tempat-tempat dilingkungan umum seperti taman kanak-kanak yang memang banyak anak kecil. 

Jika tidak ditangani, kemungkinan besar fobia seperti ini akan berdampak buruk pada kehidupan dan kesehatan mental seseorang. Pada hakikatnya suatu saat nanti mereka juga akan memiliki anak yang mengharuskan mereka terbiasa dengan rasa takut yang mereka hadapi.

Penyebab terjadinya pedophobia biasanya karena adanya keturunan yang juga memiliki rasa takut dan kecemasan yang berlebih dengan anak-anak lalu masa kecil yang kurang menyenangkan yang bisa membuat mereka menjadi ingat kembali pada masa kecil mereka dan adanya didikan orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya main dengan orang tertentu. Sedangkan gejala-gejala yang terjadi akibat pedophobia cukup banyak diantaranya jantung berdebar kencang, sesak nafas, mual, kepanikan atau kecemasan yang berlebihan dan keringet dingin.

Letty Cottin Pogrebin, seorang penulis Amerika menyarankan bahwa penyebab ketakutan pada anak-anak di dunia akademis secara khusus meluas dari kesadaran orang dewasa yang berbeda tentang kapasitas anak-anak:"anak-anak mempermalukan kita karena mereka menunjukan dengan sangat cerdik dan jelas pada penolakan kita terhadap sejarah dan materi". Ketakutan pada anak  di diagnosis dan diobati harus dengan ahlinya seperti psikiater. Dengan penelitian yang meneliti efek dari berbagai pengobatan. Beberapa studi telat mengidentifikasi rasa takut pada anak-anak sebagai faktor yang mempengaruhi konsepsi biologis pada penderita tersebut.

Lalu bagaimana cara menetralisir dan mengobatinya? pedophobia dapat ditangani dengan metode psikoterapi seperti terapi eksposur, penderita akan dihadapkan dengan objek ketakutanya secara terkontrol dan berkala. Tujuanya untuk membantu penderita untuk bisa mengendalikan rasa kecemasan dan rasa takutnya. bisa juga mengubah pola pikir penderita tentang anak-anak dan tentunya membantu untuk mengurangi rasa takut. 

Selain itu, penderita juga dapat melakukan perawatan sendiri dengan mencoba melatih ketenangan seperti mediasi. Melatih teknik pernafasan agar dapat membantu untuk mencegah reaksi cemas dan serangan panik jika tiba-tiba bertemu dengan anak-anak. 

Olahraga bisa juga mencari cara untuk mengalihkan rasa takut dan membantu pikiran untuk bereaski lebih baik saat dihadapkan dengan situasi yang membuat kita stres. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu bertanya ke Dokter, mungkin akan memberikan resep obat seperti obat penenang yang digunakan penderita dalam jangka waktu yang pendek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun