1. Social Media Marketing
Dalam bukunya, (David Evans dan jake McKee, 2010) yang dikutip oleh sari (2012) mengatakan bahwa social media marketing di praktekan untuk melibatkan pelanggan pada alokasi social online dimana para pelanggan secara alami menghabiskan waktu. Menurut santoso (2017) pemasaran social media merupakan bentuk pemasaran yang dipakai untuk menciptakan kesadaran, pengakuan, ingatan dan tindakan terhadap suatu merek,produk , bisnis, individu atau kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat dari web sosial seperti blogging, microblogging, dan jejaring sosial.
Dengan adanya social media marketing memudahkan bagi para pelaku usaha untuk berinteraksi dengan pelanggan secara online. Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan tidak ada batasan waktu selama tersambung dengan internet. Media sosial berperan saat kegiatan pemasaran perusahaan membentuk hubungan individu dengan pelanggan dan memberi perusahaan peluang untuk mengakses pelanggan (kelly et al., 2010). Dengan generalisasi media sosial di seluruh masyarakat, para peneliti telah mempelajari penggunaan media sosial, berapa banyak waktu yang mereka gunakan, dan jumlah digunakan dalam periode waktu tertentu (Boltin t al., 2013;Rosen et al., 2013)
Menurut (arthur, 2006) 90% dari pengguna social media adalah likers (penyuka) yang hanya menonton konten yang diposting, 9% berinteraksi dengan menambahkan komentar mereka, dan hanya 1% membuat konten baru. Berdasarkan hal ini, pengguna media sosial dapat didefinisikan secara komprehensif dan inklusif mulai dari likers dan partisipan aktif. Social media dalam bahasa indonesia disebut media sosial adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Menurut Tsitsi (2013) social media marketing adalah sistem yang memungkinkan pemasar untuk terlibat, berkolaborasi, berinteraksi dan memanfaatkan kecerdasan orang-orang yang berpartisipasi didalamnya untuk tujuan pemasaran. Menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berbagi dengan jaringan sosial mereka. Keuntungan dalam menggunakan social media marketing menurut Neti (2013) , antara lain:
- Menyediakan ruang dangan tidak hanya untuk memasarkan produk atau jasa kepada pelanggan tetapi juga mendengarkan keluhan dan saran.
- Mempermudah untuk mengidentifikasi berbagai kelompok atau pengaruh antara berbagai kelompok, yang dapat menjadi pemberi informasi tentang merek dan membantu dalam growth of brand (pertumbuhan merek).
- Biaya rendah karena sebagian besar situs jejaring sosial gratis.
1.2 Â Indikator Social Media Marketing
Penelitian mengenai social media marketing telah banyak dilakukan, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Nasrullah (2015:16) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan indicator dalam media sosial antara lain:
- Participation and EngagementÂ
Social media mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang tertarik. Hal ini akan  mengaburkan batas antara media dan audiens.
- Opennes
Sebagian besar media sosial terbuka untuk menerima feedback (umpan balik) dari sebuah partisipasi. Mereka mendorong suara, voting, maupun komentar dan membuat sebuah konten.
- Conversation
Media sosial menggunakan cara berkomunikasi yang lebih baik, yaitu menggunakan metode  percakapan komunikasi dua arah.
- ConnectednessÂ
Sebagian besar social media berkembang karena adanya keterhubungan yaitu dengan memanfaatkan link yang mengarahkan untuk berpindah ke sumber website yang ada. Dari karakteristik diatas dapat dilihat bahwa setiap pengguna media sosial dituntun untuk berpartisipasi dalam suatu komunitas dan jaringan dalam lingkup yang luas, tidak hanya skala nasional tetapi merambah skala global.
Komponen media sosial juga telah dibahas dalam studi dengan beragai penulis dan pengaturan. Kim dan Ko (2012) menginformasikan bahwa Social Media Marketing Activity (SMMA) ada beberapa karakteristik yang menjadi pemasaran media sosial diantaranya hiburan,interaksi, trendiness, kustomisasi, dan risiko yang dirasakan sebagai empat komponen Social Media Marketing Activity (SMMA) dalam studinya dipentingnya kegiatan media sosial perusahaan, yang dibandingkan konsumen dan perusahaan. Jo (2013) mengklarifikasikan aktivitas pemasaran perusahaan sebagai peristiwa, informasi, dan iklan.