Mohon tunggu...
Dr.Taufik Hidayat
Dr.Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - dokter forensik

Seorang dokter yang suka jalan-jalan,makan-makan,baca-baca, foto-foto, nonton-nonton dan nulis-nulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyambut Fajar di Masjid Sulaymaniye, Istanbul

29 Juni 2023   16:47 Diperbarui: 29 Juni 2023   16:56 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berkeliling Anatolia selama 6 hari, kami kembali ke Istanbul. Perjalanan ke Turki saat itu banyak menemukan kegagalan karena spot-spot ikonik yang dituju sebagian tidak buka, bahkan balon udara di Cappadocia saja tidak ada satupun yang mengudara karena hujan dan dingin.

Saya hanya sempat memasuki dan salat di 2 masjid di Istanbul yaitu masjid Ayasofya dan masjid Sulaymaniye. Jika kesempatan salat di masjid Hagia Sophia dihari pertama saya menjejakkan kaki di Turki, maka salat di masjid Sultan Sulayman Al Qanuni saya lakukan dihari terakhir sebelum penerbangan kembali ke tanah air. 

Dokpri               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Dokpri googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Kami menginap dihotel Bayazid di Istanbul old town. Kami check in sudah hampir jam 11 malam. Saya kemudian  membuka google map mencari-cari masjid bersejarah yang ada disekitar hotel. Maka muncullah masjid Sulaymaniye sejauh 1 km dan masjid di Sultan Ahmet square sejauh 1.7 km. Pilihan jatuh ke masjid Sulaymaniye karena memang belum pernah kesana. Malam itu ku tak bisa tidur, sangat-sangat excited untuk salat Subuh di masjid bersejarah itu.

Azan Subuh menggema, dan segera ku berjalan menembus dinginnya pagi menuju masjid berbekal google map. Masjid Sulaymaniye berlokasi didekat Universitas Istanbul dan agak dekat ke arah Golden Horn dan Bosphorus strait. Saat memasuki bangunan masjid, ku terpesona dengan interior nya yang waw, cantik sekali. FYI, masjid-masjid Turki sangat khas dengan kubah parabola, menara-menara runcing dan interior yang sangat memanjakan mata. Dan dimana-mana, pintu masuk masjid kulihat selalu bagian pintu yang tertutup tirai terpal hijau dengan hiasan lebah menggantung. Interior masjid menguarkan warna pink yang lembut.

Dokpri               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Dokpri googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Turki adalah negara sekuler yang penduduknya mayoritas beragama Islam sunni dengan mahzab Hanafi. Salat Subuh dilaksanakan satu jam setelah azan, mendekati singsingan fajar. Dan hanya jemaah laki-laki yang melakukan salat berjamaah di masjid.

Dokpri
Dokpri

Masjid Sulaymaniye adalah sebuah masjid peninggalan Kesultanan Utsmani yang berada di kawasan Bukit Ketiga Istanbul, distrik Fatih, Provinsi Istanbul, Turki. Masjid ini didirikan pada tahun 1550 Masehi atas perintah Sultan Sulayman Al Qanuni dan dirancang oleh arsitek kekaisaran Ottoman, Mimar Sinan dan diresmikan pada tahun 1557 Masehi

Di belakang dinding kiblat masjid ini terdapat sebuah area yang berisi mausoleum segi delapan, tempat dimakamkannya Sulayman I The Magnificent dan istrinya Hurrem Sultan. Saat berada di masjid, hari masih pagi sehingga makam Sultan belum buka. Ku hanya berada dibagian luar, tidak bisa ziarah langsung kedalam mausoleum tersebut. 

Dokpri
Dokpri

Kemudian masjid ini juga menjadi salah satu tempat wisata di Istanbul yang paling terkenal, dan dari lokasinya di Bukit Ketiga Istanbul, masjid ini menjadi pintu gerbang wilayah Tanduk Emas yang memiliki pemandangan indah. Pagi itu ku menyaksikan langit pagi yang keemasan saat matahari mulai menampakkan diri. Sungguh suatu pemandangan yang eksotik, dengan dilatarbelakangi kubah, menara, jembatan, rumah dan tentu saja perairan tanduk emas dan selat Bosphorus yang melegenda itu.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Rasanya tiada jemu memandangi fenomena alam yang biasa tersebut dengan latar belakang kota yang begitu indah dan istimewa di hati. Istanbul, ku kan kembali.

Sekian---TH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun