Mohon tunggu...
Dr.Taufik Hidayat
Dr.Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - dokter forensik

Seorang dokter yang suka jalan-jalan,makan-makan,baca-baca, foto-foto, nonton-nonton dan nulis-nulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelang Hujan Akhir Juni di Masjid Raya Ganting Padang

23 Juni 2023   15:44 Diperbarui: 23 Juni 2023   16:01 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Raya Ganting Padang (Dokpri)

Jumat minggu ini ku melaksanakan salat Jumat di salah satu masjid tua yang punya nilai sejarah di kota Padang. Masjid tersebut adalah masjid raya Ganting yang berada di kampung Ganting, Padang. 

Hujan Bulan Juni, seperti judul sebuah novel karya Sapardi Djoko Damono, tepat melukiskan cuaca Padang hari itu. Sebelum Jumat, hujan rinai sudah mulai membasahi bumi dan setelah Jumat, hujan semakin melebat. Pertanda awal banjir sudah terlihat disepanjang jalan dari pusat kota ke lokasi rumahku.

Dokpri
Dokpri
Menurut laman padang.go.id, pendirian masjid Ganting seiring dengan pembukaan nagari Padang Nan Salapan Suku. Tahun mulai dibangunnya masjid ini diperkirakan sekitar 1805-1810 M, namun ada yang berpendapat tahun 1866 M. Tiga tokoh pemrakarsa masjid Ganting adalah Haji Umar, Syekh Kapalo Koto dan Syekh Gapuak. 

Arsitektur masjid raya Ganting merupakan hasil akulturasi etnis-etnis yang ada di Padang, termasuk orang Tionghoa, Eropa, dan India. Masjid ini memiliki bentuk atap berundak, ciri khas arsitektur masjid di Nusantara. Cat dinding masjid Ganting sering bergonta-ganti warna, tahun ini warnanya adalah biru dan biru muda, namun beberapa tahun yang lalu masjid ini diberi warna hijau dan hijau muda. 

Di dalam ruang masjid, terdapat 25 tiang yang berbentuk segi enam dan berjajar lima melambangkan 25 nabi, dan masing-masing tiang dilapisi marmer putih berhiaskan kaligrafi yang memuat nama 25 nabi mulai dari Adam sampai Muhammad.

Dokpri
Dokpri

Pada sisi barat ruang utama terdapat mihrab yang diapit oleh dua kamar di sisi utara dan selatan. Disekitar masjid terdapat makam yang berasal dari abad ke-19.

Pada Tahun 1918 , para ulama Minangkabau menjadikan masjid ini tempat musyawarah pertama , selanjutnya pada tahun 1932 dilaksanakan Jambore Hisbul Wathan  se Indonesia di masjid raya Ganting. Tahun 1942  Ir Soekarno  menginap dirumah Umar  Marah  Alamsyah  dan menunaikan salat di Masjid Raya Ganting. 

Pada masa Jepang masjid ini juga dimanfaatkan mereka untuk tempat shalat Jumat. Dari Indonesia merdeka sampai saat ini, masjid raya Ganting tetap menjalankan fungsinya sebagai masjid.

Dokpri
Dokpri
Sebagai pecinta bangunan tua bersejarah khususnya masjid ku menilai masjid raya Ganting sebagai salah satu masjid yang menyimpan kekayaan sejarah kota Padang yang harus dilestarikan dan dimakmurkan. 

Mungkin secara fisik bangunan masjid ini tidak seindah masjid-masjid bersejarah lainnya, namun ini lah warisan dari tetua kita, walau tidak pernah muncul sebagai ikon Padang, kita semua harus merawat dan mencintai masjid raya Ganting.

Sekian---TH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun