Jumat minggu ini ku melaksanakan salat Jumat di salah satu masjid tua yang punya nilai sejarah di kota Padang. Masjid tersebut adalah masjid raya Ganting yang berada di kampung Ganting, Padang.Â
Hujan Bulan Juni, seperti judul sebuah novel karya Sapardi Djoko Damono, tepat melukiskan cuaca Padang hari itu. Sebelum Jumat, hujan rinai sudah mulai membasahi bumi dan setelah Jumat, hujan semakin melebat. Pertanda awal banjir sudah terlihat disepanjang jalan dari pusat kota ke lokasi rumahku.
padang.go.id, pendirian masjid Ganting seiring dengan pembukaan nagari Padang Nan Salapan Suku. Tahun mulai dibangunnya masjid ini diperkirakan sekitar 1805-1810 M, namun ada yang berpendapat tahun 1866 M. Tiga tokoh pemrakarsa masjid Ganting adalah Haji Umar, Syekh Kapalo Koto dan Syekh Gapuak.Â
Menurut laman
Arsitektur masjid raya Ganting merupakan hasil akulturasi etnis-etnis yang ada di Padang, termasuk orang Tionghoa, Eropa, dan India. Masjid ini memiliki bentuk atap berundak, ciri khas arsitektur masjid di Nusantara. Cat dinding masjid Ganting sering bergonta-ganti warna, tahun ini warnanya adalah biru dan biru muda, namun beberapa tahun yang lalu masjid ini diberi warna hijau dan hijau muda.Â
Di dalam ruang masjid, terdapat 25 tiang yang berbentuk segi enam dan berjajar lima melambangkan 25 nabi, dan masing-masing tiang dilapisi marmer putih berhiaskan kaligrafi yang memuat nama 25 nabi mulai dari Adam sampai Muhammad.
Pada sisi barat ruang utama terdapat mihrab yang diapit oleh dua kamar di sisi utara dan selatan. Disekitar masjid terdapat makam yang berasal dari abad ke-19.
Pada Tahun 1918 , para ulama Minangkabau menjadikan masjid ini tempat musyawarah pertama , selanjutnya pada tahun 1932 dilaksanakan Jambore Hisbul Wathan  se Indonesia di masjid raya Ganting. Tahun 1942  Ir Soekarno  menginap dirumah Umar  Marah  Alamsyah  dan menunaikan salat di Masjid Raya Ganting.Â
Pada masa Jepang masjid ini juga dimanfaatkan mereka untuk tempat shalat Jumat. Dari Indonesia merdeka sampai saat ini, masjid raya Ganting tetap menjalankan fungsinya sebagai masjid.
Sebagai pecinta bangunan tua bersejarah khususnya masjid ku menilai masjid raya Ganting sebagai salah satu masjid yang menyimpan kekayaan sejarah kota Padang yang harus dilestarikan dan dimakmurkan.Â
Mungkin secara fisik bangunan masjid ini tidak seindah masjid-masjid bersejarah lainnya, namun ini lah warisan dari tetua kita, walau tidak pernah muncul sebagai ikon Padang, kita semua harus merawat dan mencintai masjid raya Ganting.
Sekian---TH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H