Hanya karena stigma,
Aku sempat pantang untuk bersanding dengan beberapa kaki,
Namun, seperti biasa,
Tuhan selalu membenturkan aku dengan pantanganku,
Kalian pasti sudah tau,
Pada akhirnya,
Akulah yang bertekuk lutut tak berdaya,
Sedangkan kehendak-Nya yang berjaya.
Dilema kembali menyeruak dalam diri,
Hingga aku mengimgat diri,
Dan berpikir, bahwa
Esensi hidup adalah
"Mencintai apa yang kita benci,Â
Hingga kita meninggalkan dunia ini dengan tanpa kebencian."
Di bawah naungan senja,
Aku yang dicibir deburan ombak samudera,
Menghaturkan ribuan maap pada Tuhan-ku
Dan di atas secarik kertas yang kugores tinta pena
Akan ku larung ke samudera hindia,
Kubiarkan terombang ambing ombak samudera yang deras.
Semoga perahu itu bisa sampai pada Tuhan-ku,
Jika perahu itu karam ditengah perjalanannya,
Semoga saja tinta yang tergores mampu tiba di singgasana Tuhan-ku,
Dan permohonan maap ku, Engkau terima.
Lalu Kau arahkan hati ini menuju arah yang lebih baik menurut-Mu,
Tanpa sedikitpun protes dariku.
Di bawah langit senja Padang, Maret 2018