Mohon tunggu...
Taufik Hidayat Rangkuti
Taufik Hidayat Rangkuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa dari kampus di pinggiran kota Jakarta.

Seorang mahasiswa dari kampus di pinggiran kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengenal Lebih Dekat: Konsep Diri Positif dan Negatif Menurut Peserta Didik

20 Desember 2024   18:15 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil saat sesi wawancara: dokumen pribadi

Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk konsep diri seseorang. Peserta didik menjelaskan bahwa pesan-pesan negatif dari orang tua, seperti kritik yang tidak membangun, dapat meninggalkan dampak jangka panjang. "Hal itu memengaruhi cara saya memandang diri sendiri hingga sekarang," akunya.  

5. Mengubah Konsep Diri Negatif Menjadi Positif

Peserta didik percaya bahwa konsep diri negatif dapat diubah. Ia menyarankan beberapa langkah, seperti:  

   - Mengajarkan pola pikir positif.  

   - Membantu individu menyadari nilai dan potensi mereka.  

   - Memberikan dukungan lingkungan yang positif.  

   - Jika perlu, melakukan terapi psikologis untuk mengatasi trauma atau keyakinan negatif.  

Kesimpulan

Wawancara ini menunjukkan bahwa konsep diri positif dan negatif memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan seseorang. Konsep diri positif membantu individu menghadapi tantangan dengan optimisme, sedangkan konsep diri negatif dapat menghambat perkembangan. Namun, dengan dukungan yang tepat dan usaha untuk mengubah pola pikir, konsep diri negatif dapat diatasi, membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik.  

Penting bagi kita semua---baik peserta didik, guru, maupun keluarga---untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan konsep diri positif. Hal ini tidak hanya membangun kepercayaan diri, tetapi juga membentuk individu yang tangguh dan berdaya saing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun