ILMU SHALAWAT RASULULLAH SAW
_____
Termaktub pada lafadz shalawat yaitu "Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad SAW" atau "ala Abdika Warasulika Muhammad SAW".
Itu beliau mengurangi luar biasa, diantara uraiannya seperti ini
Nabi Muhammad SAW itu melakukan apa saja termasuk yang paling bersyari'ah itu adalah luar biasa
Yang terpenting jangan dibayangkan Nabi itu macam-macam, lalu kata kalian itu rokokan, tidak itu tidak akan
Andaikan Nabi itu makan pisang goreng didepan umum, Nabi itu ketika makan didepan umum itu luar biasa, kenapa luar biasanya?
Nabi itu jadi Nabi setelah Nabi Isa AS yang di Tuhankan, sehingga Nabi harus sesering mungkin memperlihatkan "al-A'rad al-Basyariyah", beliau harus menunjukkan sisi bahwa beliau adalah seseorang manusia.
Sehingga, jika Nabi makan dengan kalian puasa 1 tahun, itu lebih baik Nabi makan. Karena, sekaligus pembatalan "Rubbubiyatu al-Nabi" atau "Iddi'au Rubbubiyatu al-Nabi".
Dengan seperti ini, Nabi sama juga memaklumatkan bahwa saya ini manusia, buktinya saya makan.
Seperti apa jika dalam tinjauan perspektif ilmu, karena Nabi jadi Nabi setelah Nabi siapa? Ya, Nabi Isa AS.
Maka, katanya Sayyid az-Zabidi bahwa agama ini adalah agama terbaik dan Ummatu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam tidak akan mengalami apa yang dialami oleh ummatnya Nabi Isa AS.
Caranya bagaimana? Dengan memperbanyak membaca shalawat. Jadi, cara Sayyid az-Zabidi ialah shalawat itu suatu konstitusi ilmu.
"Allahumma" Allah pemberi, "ala Muhammad" atau "ala Sayyidina Muhammad" yang diberi.
Jadi, tidak mungkin "Hadzihi al-Ummati" Ummat ini menuhankan kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Karena, dengan cara membaca shalawat "Allahumma" Yaa Allah saya minta Engkau sebagai pemberi, kasihkan shalawat terbaik-Mu kepada hamba-Mu yang bernama Muhammad
Dengan teks shalawat ini, sekaligus penjaga konstitusi tauhid dan "Hadzihi al-Ummati" Ummat ini tidak akan mengalami apa yang dialami oleh ummatnya Nabi Isa AS.
Lah kalian tidak, membaca shalawat itu karena khasiatnya... Seperti halnya, kalau dibaca sekian bisa membayar hutang, kalau dibaca sekian bisa mendapatkan isteri yang cantik, kalau dibaca sekian bisa poligami, selalu saja kelakuannya seperti itu, yang ngerti substansi ini pasti tidak tertarik hal yang demikian itu.
Jadi orang kok tidak menghargai ilmu, membaca shalawat itu tidak banyak-banyak, yah hanya dua atau tiga kali, akan tetapi dengan penghayatan seperti halnya Sayyid az-Zabidi.
Konkulsinya, tidak keramat lagi seperti kita ini, akan tetapi secara konstitusi ilmu lebih diridhai Allah SWT dan Rasulullah SAW, yakinlah ya dengan dipertegas "Haqqu al-Yaqin".
Karena itu, tadi Nabi setelah tragedi Nabi Isa AS dituhankan.
Sebab itu, Sayyid Muhammad ketika memuji Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam itu selalu mengutip perkataan Syaikh al-Busyiri bahwa
دَع مادعَاته النصارَ في النبي هِم وحكُم بِما شِىٔت مدحًا فيهِ واحتقِم
Kita semua tahu bahwa hampir skala mayoritas masyarakat kultur Indonesia khususnya Banten diploksok-ploksok perkampungan masih konsisten setiap Hari kamis malam jum'at menyenggarakan "Marhaban, Nushahan dan Dala'il al-Khairat".
Wallahu a'lam bish-shawabi
_____
Komplek al-Burdah, 10/09/21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H