Kita mempersepsi, merasakan adanya rasa sakit atau kita terancam takut sakit itu juga menderita.Â
Jadi, kita dipukul orang itu menderita, takut dipukul orang menderita.Â
Dimaki orang itu sakit, takut dipukul orang itu sakit.Â
Makanya ada hadist itu yang bilang:
Â
Jadi, seorang muslim itu.Â
Jika seorang muslim yang lain merasa aman didekat dia (muslim) baik dari tangannya atau dari mulutnya.
Jadi, tidak sekedar orang islam itu yang tidak menyakiti.Â
Tapi, orang Islam itu yang membuat orang aman didekat dia, karena yakin dia tidak akan menyakiti.Â
Jadi, kalau kita dekat-dekat kepada seorang muslim 'yang sejati' kita merasa nyaman.Â
Bahwa, pasti dia tidak akan menyakiti kita baik melalui tangan kita ataupun melalui mulutnya.
Jadi, 'perception of harm or threat of harm'. Itu Penderitaan.Â
Karena, dekat orang yang kita merasa terancam juga penderitaan.Â
Tamsilnya, jangan dekat-dekat teman itu deh, dia kalau ngomong nyelekitnya luar biasa, dia kalau komentar selalu bikin sakit hati.
Nah, itu berarti ada 'threat of harm' kalau kita punya karakter seperti itu kita berarti jadi sumber penderitaanya orang lain dengan mengikuti hadis nabi tadi, berarti kita sebenarnya belum sejati ke-musliman-nya.Â
Orang lain masih takut sama kita, takut disakiti baik oleh tangan ataupun mulut kita.
Wallahu a'lam bish-shawabi
________
Gang Merdeka, 22/08/21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H