Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Itu Sedekah

12 November 2020   23:41 Diperbarui: 13 November 2020   05:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan itu Sedekah

Oleh Taufik Hidayat

"Tulisan adalah sedekah." Setidaknya itulah pesan yang bisa saya tangkap dari status sahabat Feri Noperman  kemaren Rabu 12/11/2020 di grup literasi SMA (Sahabat Menulis Alineaku).

"Sedekah ilmu melalui karya, jauh lebih elegan daripada sedekah harta. Bukan hanya karena ilmunya tidak akan berkurang, tetapi manfaatnya juga bisa dirasakan lebih banyak orang. Ayoo sahabat semua, semangat terus berkarya melalui tulisan." Tulisnya.

Alhamdulillah hari itu aku sempat bersedekah melalui tulisan, walaupun hanya dalam bentuk komentar terhadap tulisan sahabat Budi Kenzin di SMA hari itu juga, yang berjudul "Keajaiban". Tulisan yang bercerita tentang bagaimana ia mendapat keajaiban atau sesuatu yang luar biasa terkait tempat kegiatan belajar Alqur'an yang dikelola istrinya.

"Masya Allah, Allahu Akbar.Wa lillahilhamd."

"Mohon doa nya pak.." Sahutnya.

"Ya, sama-sama saling mendoakan kita, tolong doakan juga sekolahanku."

"Sekalian juga mumpung ingat, itu sekolah belajar ngajinya sudah masuk komunitas apa belum?"

"Secara resmi belum Pak," jawabnya, "temen-temen kasih saran agar dibuat yayasan terus daftarkan ke depag... Cuma sampe sekarang masih belum pak."

"Ya, benar itu. Kalau mau berkembang, memang aspek kelembagaannya harus diselesaikan dulu. Tetapi sebelum sampai disana, saranku cari info dulu dengan kawan-kawan yg sudah lebih berpengalaman. Kalau di NU, mungkin bisa cari info di LP Ma'arif setempat. atau cari info di BKPMRI dll."

"Iya Pak. Minggu lalu ada teman nawarin bantuan buat ngurus bikin yayasan dan daftarin, semoga dimurahkan ya Pak."

"Alhamdulillah, aamiin YRA."

"Berdasarkan pengalamanku, Insya Allah kalau legalitas sudah oke, pengembangan jauh lebih mudah."

"Kalau di Banjarmasin dulu, zaman aku masih di dewan, sempat kami anggarkan dana insentif untuk guru-guru agama dan TK Alquran, mungkin di daerah mas Budi ada jua model-model pembinaan dari pemda seperti itu, tidak hanya dari kemenag."

"Saya belum juga tau pak kalo di daerah saya ada apa tidak insentif buat guru ngaji.. Semoga aja ada..."

"Insentif itu untuk lembaga yang terdaftar resmi ya pak.." tanya Mas Budi lagi.

"Ya, jadi memang sdh punya legalitas, ya daftarkan di kemenang dan pemda. Kalau ada fasilitas dari keduanya, insya Allah dapat. Coba kontak kalau ada teman di pemda atau di dewan Mas," jawabku.

"Siap pak. Sebenernya kegiatan belajar di rumah sudah lama pak, hampir 9 tahun. Cuma belum pernah ngurus legalitas nya. Semoga saja dipermudah..Terimakasih Pak sudah bagi informasi dan mensupport.."

***

Bisa jadi bagi banyak orang, percakapan di facebook itu biasa-biasa saja, tetapi mungkin bagi Mas Budi Kenzin itu berarti banyak. Insya Allah dia akan semakin bersemangat mengembangkan lembaga pendidikan itu.

Buat aku? Ya, meskipun ditulis dalam waktu singkat, insya Allah akan bernilai sedekah, sebagaimana disampaikan sahabat Feri Noperman.

Ya, bernilai sedekah dan insya Allah sangat besar dan makin lama makin besar, walaupun aku melakukannya hanya sebentar. Ya, cuma perlu waktu sebentar, sedikit gerakkan jari, sedikit berfikir untuk mengolah pesan yang disampaikan. Terus kirim dan jadilah percakapan di atas.

"Terus dari mana dasarnya yang sedikit itu bernilai besar akan terus membesar?"

Begini perhitungan "ekonominya". Ya, perhitungan perniagaan dengan Allah yang Maha Pemurah.

Pertama, aku telah menulis hal-hal yang positif, insya Allah itu sudah dicatat sebagai kebaikan dan yakin seyakin-yakinnya mendatangkan pahala.

Kedua, sahabat Budi Kenzin pasti senang dengan komentar seperti itu. Dia tentu merasa bahagia ada teman yang peduli dengan apa yang dia ceritakan. Ada sahabat yang peduli dengan aktivitas kebaikan yang dia dan keluarganya lakukan. Menyenangkan orang lain tentu mendatangkan pahala yang luar biasa.

Ketiga, sekiranya sahabat Budi Kenzin dengan saran yang disampaikan menjadi semakin kuat tekadnya untuk mengembangkan lebih jauh lagi lembaga pendidikan agama yang dikelola itu, insya Allah mendatangkan pahala bagi yang bersangkutan dan juga bagi saya yang menyarankan.

"Kok bisa saya dapat juga pahala dari kebaikan yang Mas Budi lakukan? Yang melakukan kan Mas Budi, masak saya yang sekedar nyaranin mesti dapat pahala juga?"

"Dari Abu Mas'ud Radhiyallahu anhu berkata, "Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya." [HR. Muslim]

Barangsiapa mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, maka ia akan mendapatkan pahalanya, dan pahala orang yang melakukannya setelahnya; tanpa berkurang sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sesuatu pun dari dosa-dosa mereka.[HR. Muslim, no. 1017]

Keempat, sekiranya ikhtiar Mas Budi Kenzin betul-betul berhasil, lembaga pendidikan membaca Alqur'an itu berkembang menjadi lembaga pendidikan Islam semacam pesantren umpamanya, maka pahala amal jariah akan mengalir baginya. Bagi saya, yang cuma nyaranin apakah akan mengalir juga pahala? Ya, berdasarkan hadist di atas, saya meyakini demikian.

"Wah, enak benar dong, berbuat baik sedikit mendapat pahala banyak. Masak iya?"

Ya, ialah. Itulah enaknya berniaga dengan Allah yang Maha Penyayang. Bermodal kecil berdagang dijalan-Nya, akan bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar dan berlipat ganda. 

Membuat tulisan tentang hal-hal yang positif, sehingga menginspirasi banyak orang  berbuat kebaikan, akan mendatangkan pahala yang banyak. Apalagi kebaikan itu berupa amal jariah, maka kebaikannya akan terus berkembang dan membesar, demikian juga tentu pahalanya. Pahala bagi yang berbuat baik sama dengan pahala orang yang menggerakkan perbuatan baik itu.

"Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu didoakan orang tuanya." (HR. Muslim, no. 1631)

Nah, sungguh berbahagia kita para penulis, sekiranya memang kita menuliskan hal-hal yang positif. Meskipun sedikit dan mungkin dipandang tidak berarti, tetapi ketika itu bisa menginspirasi orang untuk berbuat kebaikan, maka itu akan bernilai sedekah bagi kita. Tentunya juga akan bernilai pahala.

Kalau kemudian hal-hal positif yang dilakukan banyak orang itu adalah amal jariah, maka kita pun mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang beramal jariah karena terinspirasi tulisan kita. Namun, jangan lupa demikian juga sebaliknya. 

Sekiranya tulisan ini mendatangkan pahala buat saya, maka Mas Feri Noperman akan mendapatkannya juga. Bukankah dia yang yang membuat saya tergerak membuat tulisan ini.

Suatu saat kelak, ketika hari perhitungan itu tiba, tidak mustahil banyak penulis yang terkejut. Ada yang terkejut ketika melihat timbangan amal kebaikannya begitu berat, padahal dia tidak merasa banyak berbuat kebaikan di dunia. Eh, ternyata dari tulisan-tulisannya mengalir deras  pahala kebaikan itu. Tentu, ada juga yang  terkejut mengalami sebaliknya. 

Semoga ada manfaatnya tulisan sederhana ini. Terima kasih. Mohon maaf kalau ada yang tidak pada tempatnya.

Bjm, 13/11/2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun