Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kedaulatan Indonesia dan Ancaman Konflik di Laut Cina Selatan

20 Mei 2024   17:57 Diperbarui: 20 Mei 2024   18:05 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber daya yang melimpah menjadi daya tarik Laut Cina Selatan (LCS). Teritori ini menjadi perebutan dan campur tangan negara-negara Superpower dunia seperti China, Rusia dan bahkan Amerika Serikat.

Laut Cina Selatan terletak di bagian tepi Samudera Pasifik yang terbentang luas dari Selat Karimata dan Selat Malaka hingga ke Selat Taiwan dengan luas kurang lebih 3,5 juta kilometer persegi. 

Seperti diketahui daerah ini (LCS) memiliki kekayaan alam biota laut, cadangan minyak dan cadangan gas alam yang melimpah. Laut ini diapit oleh China, Malaysia, Indonesia, Brunei, Filipina, Vietnam dan Taiwan menyebabkan ancaman konflik demikian rentan. 

Apa Saja Potensi Laut Cina Selatan? 

Menurut CRF di Laut Cina Selatan terdapat 900 triliun kaki kubik gas alam. Sedangkan kandungan minyak bumi sekitar 7,7 miliar barel. Sumber pemerintah Filipina menyebutkan ada seperti keanekaragaman laut ada di Laut Cina Selatan dan menyumbang 10 persen tangkapan ikan di planet bumi. 

(Foto : Tribunnews.com) 
(Foto : Tribunnews.com) 
Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia dan berkepentingan dalam isu Laut Cina Selatan harus campur tangan untuk mendamaikan kawasan ini. Inilah yang diupayakan oleh Menkopolhukam RI, Hadi  Tjahjanto dalam diskusi bersama Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) pada Selasa, (19/3/2024). 

Ia menekankan Indonesia tidak ingin kawasan Laut Cina Selatan menjadi ajang proyeksi kekuatan Major Power terlebih menjadi episentrum konflik. Menurutnya, Indonesia harus menjadi pioner menjadikan kawasan LCS sebagai Sea of Peace atau Laut Kedamaian. 

(Foto : AFP/Jam Sta Rosa) 
(Foto : AFP/Jam Sta Rosa) 
Pemerintah Indonesia ungkapnya mendorong program major project sebagai usaha penguatan keamanan Laut Natuna melalui kecukupan alutsista dan upgrading sarana dan prasarana satuan terintegrasi TNI. 

Upaya ini bertalian dalam upaya memperkuat penjagaan perbatasan dan menciptakan perdamaian melalui jalan diplomasi. Indonesia harus andil dalam pergerakan progresif sebagai negara yang menenteramkan kawasan. 

Sebagai contoh ASEAN dan China yang bekerjasama dalam diplomasi perundingan pedoman tata perilaku (code of conduct/CoC) di Laut Cina Selatan selama 3 tahun yang dilakukan pada tahun 2023. Ini langkah inisiasi Indonesia untuk sengketa LCS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun