Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Target Ramadan 2024: Bisa Bahagia pada Diri Sendiri

13 Maret 2024   20:52 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:31 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyuman itu indah dan menyehatkan (Foto Soundvision via islampos.com) 

Ramadan tahun ini tentu sama saja dengan Ramadan sebelumya. Namun bagiku, Ramadan kali ini berbeda. Ramadan tahun ini aku lalui dengan pola pikir yang baru. Self reward. Self happiness. Membahagiakan diri sendiri itu adalah awal yang baik. 

Banyak orang yang tertekan dengan adanya Ramadan. Memang tidak terucap, namun kadang keluhan itu terlontar juga. Ramadan pengeluaran semakin besar, kata salah seorang teman. Ramadan, omzet penjualan menurun, kata yang lain. Ramadan terpaksa banyak memangkas jam kerja dan produktivitas kata yang satunya. 

Ramadan seolah memutar jalan pikir dan jalan bahagia sebagian orang setidaknya di sekitar saya. Oleh karenanya, saya ingin momentum Ramadan kali ini menjadi semakin baik secara kualitas dan kuantitas. Setelah semuanya dievaluasi semoga hasilnya berkenan di sisi Allah SWT. 

Hal yang dapat dilakukan untuk lebih bahagia di bulan Ramadan yang dapat saya lakukan antara lain sebagai berikut:

1. Sahur dan Berbuka Seadanya

Kerap kali dalam hidup saya, kondisi Ramadan dimana sahur dan berbuka adalah saat yang tepat melakukan pembalasan. Sahur makan terlalu banyak dan padat. Berbuka juga dengan aneka jajanan yang berlebihan.

Kini, saya mencoba lebih sederhana, berbuka dengan kurma, teh manis, jus buah dan dilanjutkan dengan makanan berat berupa nasi, lauk dan sayur. 

Ketika sahur saya juga memulai dengan yang manis. Itu paling penting karena bagus untuk pencernaan dan organ di dalam tubuh ini. Makan sederhana ini ternyata tidak membuat saya lemas ketika berpuasa malah badan terasa enteng dan tidak malas-malasan seperti masa lalu. 

2. Tidak Gampang Tergiur Iklan/Promosi

Cobaan yang tidak kalah hebat ketika Ramadan adalah jajaran iklan dan promosi di sosial media, televisi maupun apa yang kita lihat di jalanan/perjalanan ketika keluar rumah. 

Pengeluaran dapat tidak terkontrol bilamana kita tidak membatasi diri. Resiko impulsif buying dan perilaku konsumtif bisa semakin menjadi-jadi karena nafsu yang tidak terkontrol ketika Ramadan datang. 

Saya menyiasatinya dengan membatasi uang cash ketika berpergian atau meninggalkan kartu kredit dan tidak berusaha menggunakan QRIS. Lebih tepatnya menahan diri agar tidak membeli barang, makanan atau hal lain yang tidak diperlukan secara mendesak. 

3. Perbayak Senyum dan Mencari Aktifitas

Tidak sedikit kita melihat mereka yang berpuasa kerap memasang muka cemberut ketika bertemu dengan orang lain. Itu sebagai reflek alami karena tubuh lemas karena menahan haus dan lapar. 

Namun, hal ini tidak sepatutnya diteruskan. Senyum ketika berpuasa akan menjadi nilai ibadah juga karena dapat menekan tekanan darah alami dan membuat suasana lebih menyenangkan. 

Mereka yang sering tersenyum di hadapan orang lain secara klinis lebih sehat karena didorong dengan hormon endorfin, serotonin dan dopamin. Maka sebab itu, saya lebih banyak senyum saat puasa. Setidaknya saat melewati orang-orang saat berpapasan. 

Ramadan ini menjadi Ramadan yang berbeda menurut saya. Semoga latihan positif tersebut dapat menginspirasi teman-teman Kompasiana dimanapun berada. Terima kasih, selamat menunaikan ibadah puasa. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun