Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ramadan dan Rasa Syukur, Ikatan yang Tidak Terputus

12 Maret 2024   02:47 Diperbarui: 12 Maret 2024   03:17 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Freepic via indozone.id) 

Alhamdulillah, Ramadan yang indah kembali datang. Marhaban Ya Ramadan 1445 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga amalan ibadah kita diterima oleh Allah dan segala kesalahan dan dosa kita diampuni oleh-Nya, sebab Dia-lah Yang Maha Pengampun dan Penerima Taubat. 

Ramadan dan syukur dapat diibaratkan sebagai suatu ikatan yang melekat dan tidak terputus. Ramadan mengajarkan manusia yang beriman untuk berpuasa sebulan penuh yang didalamnya ada pesan yang kental bagaimana kita harus bersyukur. 

Syukur ini melekat pada Ramadan bilamana kita dapat menjiwai pesan tersurat dan tersirat dari perjalanan ibadah puasa ini. Kita paham bagaimana rasanya menahan haus dan lapar, lantas kita seyogyanya teringat akan nasib saudara kita yang miskin papa, yang setiap waktu boleh jadi menahan dahaga dan tidak bisa memperoleh makanan. 

Ramadan mengajarkan kita beryukur bahwa keterbatasan makanan dan minuman telah membuat kita merasakan penderitaan yang dialami saudara kita yang serba kekurangan. Dengan demikian, Ramadan dianjurkan untuk lebih sering bersedekah sebagai bentuk upaya meningkatkan rasa syukur dan rasa peduli kepada sesama. 

Secara medis, ternyata puasa Ramadan secara klinis dapat meningkatkan kesehatan sebab puasa mendetoksifikasikan tubuh secara alami. Karenanya kita bersyukur dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadan sebab Allah SWT mewajibkan berpuasa untuk kesehatan hamba-hamban-Nya. Hal ini menjadi pelajaran atau iktibar bahwa pesan Allah dalam Al-Quran adalah petunjuk dari Yang Maha Pencipta sekaligus Raja Manusia. 

Rasa syukur diperoleh oleh dan karena amalan di bulan Ramadan. Rasa syukur ini karena besarnya kebaikan di bulan Ramadan. Kita bersyukur karena masih diberi umur panjang dan dapat mengisi Ramadan tahun ini dengan sebaik-baiknya. Pelajaran yang terbesar adalah rasa syukur kepada Allah. 

Foto Freepic via indozone.id) 
Foto Freepic via indozone.id) 

Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7 Allah akan menambah nikmat kepada hamba-hamban-Nya jika mereka bersyukur dan memberikan azab pedih jika manusia ingkar akan nikmat yang telah diberikan. Begitupun dalam Surah Al Baqarah 152, Allah mengatakan ingatlah kepada Allah niscaya Allah ingat kepada hamba-Nya. Bersyukurlah kepada Allah dan janganlah berbuat ingkar. 

Maka sebab itu, mari kita maksimalkan Ramadan tahun ini dengan persembahan ibadah kepada Allah dengan baik dan kebaikan kepada sesama manusia lebih banyak lagi. Ramadan sebagai masa melatih diri diharapkan menciptakan pribadi-pribadi yang lebih baik terus menerus di bulan selain Ramadan. 

Selamat menjalankan ibadah puasa, dan mari kita terus bersyukur. 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun