harusnya untuk rakyat, kini semua diakali banyak pejabat. harusnya untuk rakyat malah jadi sarang bisnis konglomerat,
demokrasi yang diidam-idamkan, hanyalah mainan. merebut kekuasaan lalu melahapnya dengan tamak. kadang terasa bosan, bila rakyat tidak lagi jadi tujuan
anak-anak menangis dalam pelukan pertiwi - nelangsa karena rindu air dan tanahnya. mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti. seolah ini memang harus terus terjadi....
Baca juga: Malam dengan Kelip di Matamu
oh Tuhan, suaramu tidak mereka perdengarkan!
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!