Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sandiwara Presiden di Acara Makan Siang Istana

31 Oktober 2023   22:30 Diperbarui: 31 Oktober 2023   22:50 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Aplikasi Facebook.com/Presiden Joko Widodo) 

Niat baik Presiden Joko Widodo untuk mengundang calon presiden 2024-2029 di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (30/10/2023) boleh jadi membuat publik merasa dimenangkan sebab sejatinya sebagian besar rakyat telah terkubu-kubu. 

Ini seolah sikap negarawan, namun di balik itu semua ini adalah sandiwara - manakala  dengan mata telanjang kita dapat melihat keberpihakan Jokowi pada Prabowo dengan mendorong anaknya menjadi calon presiden. Gaya klasik tipu-tipu ini dipakai Jokowi lagi. Ajak makan-makan, tapi dia menggunting dalam lipatan. 

(Foto Facebook.com/Anies Baswedan) 
(Foto Facebook.com/Anies Baswedan) 

"Santap siang bersama Bapak Prabowo Subianto, Bapak Ganjar Pranowo, dan Bapak Anies Baswedan, tiga calon presiden yang akan berpartisipasi pada pemilihan presiden 2024 -- di Istana Merdeka, hari ini."

"Kami bersantap dalam suasana hangat dan diselingi perbincangan yang akrab. Menunya soto lamongan, sapi lada hitam, cumi dan udang, hingga minuman es dan jus jeruk. Terima kasih atas kehadiran Pak Prabowo, Pak Ganjar, dan Pak Anies." tulis akun Facebook, Jokowi (30/10/2033). 

Bisakah Jokowi netral seperti instruksinya pada Pj-Kepala Daerah, bahkan ia mengancam akan mencopot jika mereka kedapatan miring atau berpihak (tidak netral). Alamak, Pak Joko, Anda saja tidak netral bagaimana pula Anda berharap orang lain netral. Anda harusnya malu. M-A-L-U. 

(Foto Facebook.com/Anies Baswedan) 
(Foto Facebook.com/Anies Baswedan) 

Intinya semua hanyalah pertunjukan di depan layar. Jika Anda menyimak di belakang layar, aduhai bukan main kengerian adegan dan intriknya. Sebagai contoh hari ini, Presiden hadir di Bali - namun banyak baliho Ganjar-Mahfud dicabut di sepanjang jalan yang ia lalui dengan alasan estetika. Ketika kunker di Sumbar, baliho Prabowo-Gibran terbentang megah di ruang publik. 

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Bali, I Gusti Jaya Negara yang juga walikota Denpasar mengaku sedih dengan berita tersebut. Bali sebagai provinsi yang memenangkan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 ternyata dicabik-cabik hatinya oleh tangan-tangan kekuasaan yang enggan kuasanya berpindah tangan. 

Tapi sebenarnya bola panas ada pada Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Jika sekali saja rakyat melihat keberingasan yang terjadi karena pemerintah tidak netral, maka keamanan dan eksistensi negara akan terancam. Jokowi boleh bermain api, ia boleh melakukan apa saja sekehendak dia. Tapi ingat, Tuhan bersama rakyat -rakyat yang mengantarkan dia ke istana, rakyat juga yang akan merontokkan kekuasaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun