Begitu Lebaran Idul Fitri, orang-orang akan lazim menyebut kata 'kampung' atau 'balik kampung' atau 'pulang kampung'.
Itu adalah kata yang mengindikasikan bahwa akan ada pergerakan pulang atau balik ke kampung menjelang atau ketika Lebaran.
Tapi, tidak semua identik dengan kata itu ketika Lebaran, ada banyak pula orang seperti halnya saya - yang tidak beranjak dari kampung, karena saya memang tinggal di kampung.
Saya stay di kampung. Jadi tidak relevan jika saya harus balik kampung atau pulang kampung.
Bagi mereka yang merantau atau tinggal di tempat yang jauh dari tempat kelahirannya atau tempat dimana sanak saudara berada - pulang kampung akan menjadi hal yang seru ketika Lebaran.
Pergerakan manusia begitu besar ketika Hari Raya tiba, seperti halnya Imlek di China - mudik atau pulang kampung menggerakkan puluhan juta orang setiap tahun hilir dan mudik. Ini seperti tradisi dari mobilitas orang hidup dan kehidupan itu sendiri.
Bagi mereka yang seperti saya, tidak ada istilah pulang kampung. Hal yang menarik yang selalu dirindukan adalah kesederhanaan dan cengkrama dengan sanak saudara. Saling kunjung mengunjungi. Tetap di kampung alih-alih pulang kampung.
Masakan orang kampung, topik pembicaraan orang kampung, tradisi orang kampung adalah hal yang niscaya di Hari Lebaran. Semua berpendar silih berganti. Suasana itu tidak akan didapatkan bila Anda staycation di hotel kota besar.
Tapi, hal yang paling indah ketika Lebaran di kampung adalah bila dapat melaluinya bersama orang yang kita cintai, orangtua, saudara dan keluarga ini kita. Semoga keberkahan selalu melingkupi semua keluarta kita di kampung halaman di hari Lebaran tahun ini. InsyaAllah.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H