Kebutuhan akan baju Lebaran di akhir Ramadan menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Indonesia. Bila kocek tidak memungkinkan, belanja baju bekas atau thrifthing boleh menjadi solusi.
Namun membeli pakaian bekas bukan semata karena keterbatasan ekonomi. Tidak sedikit warga memang menyukai belanja pakaian bekas lebih karena kualitas dan memang layak untuk dipakai.
Tidak hanya kaum tua, kaula muda juga menggandrungi pakaian bekas karena model dan pilihan yang beragam.
Menurut Republika (17/4/2023), pedagang di Medan, Sumatera Utara mengaku penjualan baju bekas jelang Lebaran meningkat 30 sampai 40 persen.
Kondisi ini karena peminat baju bekas masih menjadikan thrifthing sebagai pilihan.
Kondisi senada juga terpantau di kota Surabaya. Tua muda tampak antusias membeli pakaian bekas. Sejumlah gerai kaki lima thrif shop di Tugu Pahlawan Surabaya ramai dikunjungi konsumen.
Berpindah ke Jambi, pakaian BJ sebutan warga tempatan kota Jambi pada pakaian bekas atau thrifthing tetap jadi pilihan yang bisa dikenakan saat Lebaran.
Seorang warga mengatakan ada kepuasan tersendiri dengan memakai pakaian bekas. Ia bahkan mengaku membeli pakaian belas bukan jelang Lebaran tapi di bulan-bulan lain.