Akhir Ramadan semakin dekat, kaum Muslim bersiap memenuhi satu lagi rukun Islam yaitu membayar zakat bagi jiwa yang masih hidup.
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi Muslim yang mampu. Zakat fitrah dapat diberikan sejak awal Ramadan hingga berakhirnya bulan Ramadan sebelum salat Idul Fitri.
Membayar zakat pakai apa?
Dari Panduan Zakat Praktis dari Kementerian Agama Republik Indonesia zakat fitrah bisa dengan membayar dengan makanan pokok seperti beras, gandum, jagung dan lainnya.
Namun di Indonesia, selain beras zakat fitrah juga bisa membayar dalam bentuk uang menyesuaikan dengan harga beras yang biasa dikonsumsi di daerah tempat domisili.
Menurut Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tahun 2023 untuk wilayah Jakarta ditetapkan nilai zakat fitrah setara dengan Rp 45.000 per jiwa.
Besaran ini tentu menyesuaikan daerah masing-masing. Biasanya amil zakat di masjid atau musala menetapkan nilai zakat fitrah sesuai harga beras yang beredar di daerah tersebut.
Berapa besar zakat yang harus dikeluarkan?
Kadar zakat fitrah menurut hadist nabi Muhammad adalah seberat 1 sha' yang bila dikonversikan ke beras menjadi 2,7 kg atau 3,5 liter. Zakat ini lantas diberikan kepada fakir miskin secara langsung atau melalui amil zakat di tempat masing-masing.
Pesan Penulis
Berdasarkan pengalaman sebaiknya penyaluran zakat fitrah berupa beras ini diberikan paling lambat sehari sebelum berakhirnya Ramadan atau H-2 lebaran.
Fatwa MUI menyebutkan menyegerakan membayar zakat fitrah sejak awal Ramadan hukumnya diperbolehkan. Alangkah sedih jika penyaluran ini lambat diberikan. Fakir miskin juga ingin memasak nasi saat Hari Kemenangan tiba.
Pesam saya lebih baik jangan menunda-nunda memberikan zakat fitrah. Semoga zakat fitrah kita berguna untuk menyucikan puasa dari kesia-siaan dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H