Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Donald Trump: Satu-Satunya Kesalahan Saya Adalah Membela Negara Tanpa Rasa Takut

8 April 2023   05:42 Diperbarui: 8 April 2023   05:39 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dijerat 34 dakwaan pidana berat terhadap kisah masa lalunya terkait kasus uang tutup mulut atau siap terhadap seorang bintang porno, Stoy Daniels pada masa kampanye pilpres 2016 sebesar $ 130.000.

Presiden AS ke 45 itu mengaku tidak pernah mengira hal semacam ini terjadi di negaranya. "Satu-satunya kejahatan yang pernah saya lakukan adalah membela negara kita dengan tanpa rasa takut dari orang-orang yang berusaha menghancurkannya. Ini penghinaan bagi negara kita, " ungkap pria yang telah menikah resmi sebanyak 3 kali itu menukil berita detik.com (5/4). 

Hal ini bisa menjadi batu sandungan bagi Trumph yang ingin maju pada pilpres yang akan datang. Namun dalam sebuah poling Reuters/Ipsos bulan lalu, Partai Republik menyatakan Donald Trump harus keluar dari persaingan jika ia didakwa. 

Ambisi Donald Trump masih menggebu-gebu untuk menjadi presiden Amerika. Ketika kalah pemilu tiga tahun lalu, ia juga tidak mengakui kekalahannya atas Joe Biden

Dakwaan Trumph (Foto liputan6.com) 
Dakwaan Trumph (Foto liputan6.com) 

Selain skandal seks di luar nikah bersama bintang porno di atas, Donald Trump memiliki  kasus penyelidikan lainnya. Pria 76 tahun kelahiran New York itu akan menghadapi penyelidikan kasus kejahatan di Georgia terkait dengan pemilu AS 2020 dan kasus di Washington soal serangan para pendukungnya ke gedung Kongres AS, Capitol Hill, pada 6 Januari dua tahun silam. 

Sempat ditahan, Ronald kecam kritikus, lawan politik dan sistem peradilan di Amerika Serikat

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun