Saya seperti pesakitan yang dipergoki warga tengah menyolong jemuran. Rasanya aneh. Saya hanya istighfar. Karena kakak kelas saya itu sesungguhnya tidak tahu apa yang terjadi pada saya.
Nah, dari pengalaman saya ini - dapat kita ambil hikmah bahwa memang kita akan dengan cepat bereaksi terburu-buru menduga yang bukan-bukan manakala bertemu orang yang tidak berpuasa.
Teman Kompasiana, sebenarnya ada beberapa syarat wajib puasa. Syarat itu yaitu:
- Beragama Islam
- Baligh
- Berakal (tidak gila)
- Tidak haid atau nipas
- Mampu melaksanakannya
- Sehat
- Tidak dalam perjalanan jauh (minimal 82 km)
Sehubungan dengan kejadian di atas, ada 2 prinsip yang harus kita lakukan jika kita menemui orang yang tidak berpuasa agar kota bisa lebih baik dalam bersikap yaitu
Perbedaan sebagai fitrah
Jika ada misalnya orang yang tidak berpuasa sedang makan dan minum di siang hari di bulan Ramadan, maka bersihkan hati dengan menganggap mungkin dia bukan seorang Muslim.
Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13 bahwa manusia diciptakan-Nya berbangsa-bangsa, bersuku-suku agar saling mengenal. Yang Allah lihat hanyalah siapa yang paling bertakwa karena Allah Mahateliti.
Tanamkan Prasangka Baik
Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 12 agar orang beriman menjauhi banyak berprasangka. Sebagian prasangka itu adalah dosa. Kita diingatkan untuk jangan mencari kesalahan orang lain dan tidak untuk menggunjing karena menggunjing sama seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.
Jika ada melihat orang makan di warung di bulan suci Ramadhan, bersihkan hati dengan berpikir bahwa dia sedang sakit maag, musafir atau orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Jangan cepat menjustifikasi bahwa mereka adalah orang yang berbuat dosa kepada Allah.