Ketika manusia diperintahkan untuk berpuasa apakah manusia itu mau dan siap menjalankannya? Siapa yang punya perintah? Kenapa harus? Apa manfaatnya?
Kajian Jumat pekan ini disampaikan Khotib di atas mimbar. Aduhai, bersyukurlah bagi kita yang dapat merasakan nikmatnya Ramadan tahun ini. Masih bersua dan berjumpa sanak keluarga.
Istirahat Wahai Pemakan Segala
Manusia termasuk omnivora, kata Khotib lantang. Benar juga sahut hati saya. Alangkah baik mendengar dari Zat Yang Maha Perhatian yakni Allah. Ia menitahkan untuk berpuasa bagi hambanya yang beriman.
Bila gagal atau batal, maka dapat diganti di hari lain sebanyak kegagalan yang terlalu itu. Quran Surat Al Baqarah ayat 183 tenar di bulan ini. Tiap-tiap bibir mengucap sepotong ayat itu begitupun Khotib.
Sebagai omnivora (pelahap segalanya yang lazim dimakan), Allah dengan Kasih Sayangnya meminta kita mengistirahatkan kinerja organ tubuh dari masuknya air dan kalori ke dalam tubuh.
Puasa adalah salah satu rukun Islam.
Puasa melatih kita untuk sabar, disiplin, pribadi yang bersyukur, berhemat, menjaga kesehatan, menahan diri dari perilaku buruk, dan menumbuhkan empati kepada orang lain yang membutuhkan.
Puasa membuat kita paham dan mengerti betapa pedih dan menderitanya orang yang kelaparan karena tidak ada yang bisa dimakan. Alih-alih menahan lapar padahal semua makanan dapat kita beli dan konsumsi, dengan adanya puasa Ramadan kita dikondisikan untuk paham apa artinya dahaga dan lapar.
Bentuk Takwa Kepada Allah Sang Pencipta