Sebagian besar netizen mengatakan pemain tunggal putri Indonesia utamanya di Pelatnas bermain terlalu girly, lembek dan kurang memiliki daya juang.
Kehadiran pelatih tunggal putri baru Indra Widjaja di Cipayung disambut netizen dengan wait and see. Mereka ingin tahu sejauh mana mantan pelatih Lee Zii Jia, tunggal putra terbaik Malaysia itu.
Kepada media, Indra Widjaja mengatakan akan bersikap tegas kepada anak didiknya di Pelatnas PBSI. Tegas disini bukan berarti kasar. Pernyataan ini boleh jadi menjadi harapan baru untuk masa depan tunggal putri Indonesia.
"Dalam artian kalian perempuan sebagai tunggal putri, boleh cantik, boleh girly tetapi itu di luar lapangan," kata Indra mengutip laman CNN Indonesia. "Masuk di lapangan sudah harus jadi orang yang berbeda."
"Masalah target dan planning saya belum bisa ngomong sekarang," imbuhnya. Menurutnya, planning yang sudah dijalankan di Pelatnas tunggal putri tidak akan dipotong begitu saja, semua akan harus dijalankan terlebih dahulu.
Indra yang baru saja dipanggil PBSI (1/3/2023) mengatakan akan beradaptasi satu atau dua minggu di Pelatnas, termasuk kolega pelatih dan pemain tunggal putri di Pelatnas.
Minggu depan para pemain terbaik Pelatnas akan berangkat menuju tur Eropa dari All England dilanjutkan ke Swiss, Spanyol dan Prancis. Tunggal putri juga tidak ketinggalan akan turut serta dalam turnamen itu sehingga ia mengatakan akan melakukan interaksi lebih cepat kepada para pemain.
Tugas Indra Widjaja ke depan terbilang penuh tantangan. Ia harus menggenjot prestasi dan peringkat tunggal putri jelang Olimpiade Musim Panas Paris 2024. Saat ini Gregoria Mariska Tunjung berada di peringkat 14 dunia, Putri Kusuma Wardani di peringkat 40 dunia. Adapun pelapisnya masih jauh di bawah: Komang Ayu Cahya Dewi di nomor 53 dunia dan Ester Nurumi Wardoyo di nomor 68 dunia.