Pesta kembang api menandakan perubahan almanak, hampir di semua tempat mengadakannya. Tahun 2023 telah tiba.
"Alamak, bencana ini. Bencana," kata Tommy sambil menunjukkan ponselnya pada Sonny, kawan sejatinya.
"Kenapa rupanya? "
"Kau baca. Sembilan orang tewas berdesakan gegara lihat pesta kembang api tahun baru di Uganda. Salah satunya anak usia 10 tahun. Baca ini! " kata Tommy ngotot.
"Kan udah kau baca," jawab Sonny.
"Ia kau baca sekarang! "
Sonny lalu membaca portal berita di aplikasi Kompascom tesebut. Ia merasa ngeri dan juga prihatin.
"Ngeri juga ya bos. Untung kita tadi malam cuma bakar-bakar ikan dan ayam di depan rumah. Lagian uang kita tak cukup beli kembang api yang semarak begitu," respon Sonny usai membaca berita.
"Bukan hanya itu Son. Aku juga baca, kembang api nyasar ke pengunjung taman di Purwokerto. Satu orang terluka karena wajahnya terbentur pondasi. Untung tidak celaka, aku punya teman dulu, meninggal dia karena terjatuh dan terkena pondasi got, " jelas Tommy lagi sambil mengambil gawainya dari tangan Sonny.
"Kembang api itu memang indah. Siapa yang tak suka kembang ya kan? " ujar Tommy lagi.
"Anjing"
"Maksudmu? "
"Ia anjing"
"Siapa? " selidik Tommy.
"Ya anjing. Anjing tidak suka kembang api atau petasan. Bagi anjing suara kembang api dan petasan itu sangat mengganggu dan membuat mereka takut lalu bersembunyi," kata Sonny.
"Oh begitu. Aku pikir kenapa. Eh bentar. Coba lihat nih, berita lagi. Wakil Bupati Bengkulu, Berlian Muchrim dilarikan ke rumah sakit karena jari tangan kanannya terbakar saat memegang kembang api," kata Tommy lagi setengah teriak.
"Kembang api ternyata bisa membawa celaka ya," Seru Sonny geleng-geleng kepala. "Bukannya happy saat tahun baru tiba, malah jadi celaka."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H