Wahai Kompasianer, rumah saya bukan rumah mewah yah. Rumah rakyat jelata. Kami mengontrak beberapa tahun. Kisah-kisah ini terus berkesan pada saya, jika Natal semakin dekat. Ayah saya hanya seorang penarik becak sedang ibu saya hanya mengurusi rumah. Saya sulung yang memiliki satu adik laki-laki dan satu adik perempuan.
Seperempat abad lamanya, saya masih menyimpan kisah itu. Bukan kisah khayalan tapi kisah nyata yang belum pernah saya tuliskan dimana pun.
Saya tak ingat lagi namanya, seorang gadis pekerja juga tinggal tidak jauh dari rumah Tante yang yang bekerja di toko Majalah. Tante itu suka membaca majalah menu masakan. Acapkali, kami anak-anak lorong, dipanggil Tante cantik itu masuk ke rumahnya, kali ini - beliau memberikan kami aneka puding dalam lemari pendinginnya. Itu terjadi berulang-ulang, hingga lekat dalam ingatan saya. Bahkan ketika Natal datang.
Tatangga saya yang berjualan pisang, Tante yang bekerja di toko majalah anak, dan Tante cantik yang suka membuat puding - adalah sedikit kisah mengenai indahnya Natal yang pernah saya lalui. Mereka memberi tanpa melihat silsilah agama kami. Mereka memberi dengan cinta kepada anak-anak yang butuh kesan bahagia seumur hidup mereka.
Jadi tidak berdosa dong bila saya dengan ini mengucapkan SELAMAT NATAL Kepada Seluruh Om dan Tante di Seluruh Indonesia dan Dunia. Semoga damai Natal menyertai.
Kebaikan Anda walau sesisir buah pisang, selembar kertas berisi dongeng dalam majalah dan sepotong puding coklat akan diingat oleh anak-anak yang ingin mengisi hidupnya dengan kenangan yang indah - tak peduli siapa dan bagaimana dia. Saya salah satunya. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H