Sebagai wadah menulis terbesar se-Asia Tenggara dan berusaha mengayomi penggunaannya, Kompasiana juga menjadi tempat asyik bagi penulis untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi. Kompasiana berkembang dan mengalami perubahan dari masa ke masa begitupun penggunanya.
Pengguna Kompasiana yang dinamai Kompasianer adalah mereka yang memiliki akun dan aktif menulis. Namun tahukah Anda ada beberapa kesalahan yang kerap terjadi ketika kita menulis disini menurut pandangan saya tentunya.
Semoga kesalahan-kesalahan ini dapat dihindari agar kita menjadi Kompasianer yang makin baik dan mumpuni. Cieleh, kata-katanya. Namun sebelumnya bukan maksud menggurui, ini hanyalah sedikit opini pribadi saya. Semoga kita sama-sama dapat belajar yah Kompasianer.
1. Tidak sertakan sumber foto
Sumber foto sangatlah penting dibubuhkan dalam racikan artikel Kompasianer. Ingatlah satu foto amat berarti bagi kelezatan membaca seseorang. Foto atau ilustrasi memungkinkan audiens lebih tertarik membaca dan meng-klik artikel kita.
Beberapa Kompasianer dengan lihai melibatkan rangkaian foto dalam artikelnya. Dalam hal ini saya sangat mengagumi artikel semacam itu. Serasa diberikan bukti dan mengajak kita untuk mengetahui peristiwa atau tokoh yang dibicarakan.
Tips bagi pengguna baru, silahkan memberikan sumber foto di image yang Anda gunakan. Misalnya (Foto Unsplash/Selamet Van atau kompas.com/KRISTANTO PURNOMO dll).
Keterangan seperti (Foto : Google), (Sumber Foto: Facebook) memungkinkan artikel Anda akan dihapus oleh admin Kompasiana dan bila berlangsung lima kali terancam pemblokiran akun. Awas dan berhati-hatilah. Kompasiana amat sensitif.
2. Copas
Copas atau menempel artikel milik orang lain atau kutipan lebih dari 25% juga dapat membahayakan kelangsungan akun Kompasianer. Tidak main-main bukan. Tim Kompasiana memang paling tega. Hahaha.