Mohon tunggu...
taufik footprint
taufik footprint Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Rumah Tangga

Keep smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Soeharto

5 November 2013   03:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:35 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diputar, diputar-putar. Kongkalikong, kongkalikong. Jogot-jogotan, jogot-jogotan. Saling tuduh saling tunjuk. Dorong sana sikut sini, terombang-ambing".

Ada beberapa penggal kata lagi dari bait lagu diatas yang aku lupa dan aku tidak menulisnya disini.

Acak kadut ya lagunya, hahahaa. Percis seperti problema negara ini! Ya, tepat sekali. Komplikasiisasi kata si kudeta hati. Seram amat kata-katanya ya komplikasiisasi. Hehehe, susahkan ngejanya!

Lihat saja, Isme agama pudar isme nasionalis hilang isme preman menjamur kaya jerawat abg labil. Apa ini sebuah bentuk modern atau globalisasi yang pemerintah negara ini elu-elukan! Sepertinya tidak, terus ini apa?

Mungkin semacam hukuman balasan karena kematian pahlawan kemerdekaan tidak lagi diindahkan? Bisa jadi bisa jadi.

Atau jangan-jangan kutukan dari jutaan jiwa rakyat yang mati dizaman orba lagi, nah betul era rezim soeharto asu negoro. Hehehe,

Masih ingatkan jikalau orba banyak mengambil paksa nyawa saudara-saudara kita dengan alasan tak jelas. Ingat dong Masa lupa! Apa? Lupa? Jangan sampai lupa, tolak lupa lawan lupa.

Tapi entahlah, biarlah menjadi rahasia alam. Yang pasti kita harus melanjutkan isi pembukaan uud 1945, yang ini mustahil lupa soalnya kalau lupa terpaksa berdiri dilapangan basket pas pelajaran PPKN. Ahaha, nostalgia.

Eeh dengar-dengar katanya negara kita ini menganut paham demokrasi ya, tapi kenapa harus hidup dibawah telunjuk kapitalisasi taik babi.

Bagaimana bisa mensejahterakan seisi negara dengan faham kesetaraan sementara bangsa kita masih merupakan bagian kasta proletarnya dunia-dunia barat.

Ingat saudara ku, kapitalisme hanya ada dua bentuk golongan. Si kaya dan si miskin, apa mungkin mereka memiskinkan negara mereka sendiri lalu mengkaya rayakan kita? Mustahil bukan? Tapi kenapa masih berteman dengan mereka indonesia ku sayang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun