Mohon tunggu...
Taufik Eko Susilo
Taufik Eko Susilo Mohon Tunggu... Akademisi | Staff Pengajar -

Akademisi | Assisten Dosen | Peneliti Muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangun Rumah

17 Agustus 2012   07:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207237" align="aligncenter" width="480" caption="sumber foto : plasarumah.com"][/caption]

Suatu hari di sebuah perusahaan kontraktor, seorang karyawan terbaik perusahaan ini sudah akan memasuki masa pensiun dalam masa baktinya. Karyawan ini telah bekerja selama hampir 32 tahun bersama perusahaan, sempat melewati masa-masa krisis dalam perusahaan. Di mana pada saat perusahaan banyak ditinggalkan oleh teman-teman lainnya yang satu angkatan dan di mana karyawan lainnya banyak dipecat karena kasus korupsi maka karyawan yang satu ini tetap dipercaya dewan komisaris karena kejujurannya.

Sebelum benar-benar pensiun, salah seorang komisariat meminta karyawan ini untuk membuat sebuah proyek lagi sebelum dia benar-benar pensiun. Dewan komisariat meminta untuk dibikinkan sebuah rumah. Karyawan tersebut menyetujui permintaan ini dengan setengah hati.

Keesokan harinya, karyawan tersebut mengumpulkan orang-orang untuk membangun rumah permintaan tersebut. karyawan tersebut mengumpulkan bukan orang-orang terbaiknya karena ingin tidak terlalu bagus. Lagi pula dia berpikir bagus atau tidak tidak jadi masalah baginya dan pesangon juga sudah ia terima. Dalam tempo singkat, rumah permintaan yang diminta oleh komisaris pun jadi. Seadanya dan begitu pula adanya. Tidak terlalu bagus tidak pula terlalu jelek.

Keesokan harinya, karyawan tersebut kembali menghadap komisaris untuk melaporkan pekerjaannya. Kemudian komisariat berterima kasih atas dedikasinya selama ini dan menyerahkan kunci rumah yang baru ia bangun kepada dirinya. Betapa kagetnya karyawan tersebut. Timbul penyesalan dalam dirinya namun apa daya rumah sudah terlanjur terbangun dan rumah itu adalah rumah miliknya sendiri saat ini.

* * *

Kalaupun puasa itu ibarat rumah seperti di atas. Rumah tersebut sudah hampir selesai pengerjaannya. Kalaupun sudah jadi pasti tidak akan jauh berbeda dengan rumah lainnya. Hanya saja kualitasnya saja yang hanya diketahui oleh pembuatnya. Semoga rumah kita yang hampir selesai di bulan ini menjadi rumah yang kuat dan kokoh untuk terus menghadapi cuaca alam yang ekstrim

Selamat idul fitri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun